Daftar Isi
Foto: ACT
LancangKuning.Com, YERUSALEM – Al-Quds atau Kota Tua Yerusalem berada pada suhu tujuh derajat pada Senin (18/3) subuh. Di kota tua itu, ratusan ribu anak-anak Palestina tidur “berselimut” suhu dingin. Baju hangat yang dikenakan sebagian mereka pun telah usang, tipis, dan tidak lagi sanggup menghalau gigil.
Begitu pun kaus kaki dan sepatu yang mereka punya, tidak lagi memberi kehangatan pada jari-jari kaki. Pakaian dan sepatu baru adalah barang mewah bagi anak-anak di Yerusalem. Ekonomi keluarga-keluarga Palestina terpuruk semenjak konflik pecah di Yerusalem, sandang baru tinggal cerita bagi anak-anak mereka.
Baca Juga: Tutup-Buka Gerbang Al-Aqsa: Bentuk Kesewenang-wenangan Israel
Di tengah perjuangan itu, kabar baik datang dari Indonesia. Melalui Aksi Cepat Tanggap, bantuan disalurkan para dermawan Indonesia untuk anak-anak Palestina. Februari lalu, ratusan pasang sepatu dibagikan kepada anak-anak murabithen di Yerusalem.
“Penerima manfaat adalah anak-anak dari keluarga yang tinggal di Old City, mereka merupakan keluarga murabithen, para penjaga Masjidil Aqsa. Ada 200 anak yang menerima bantuan sepatu musim dingin ini,” terang Andi Noor Faradiba dari Global Humanity Response (GHR) – ACT, Senin (18/3).
Baca Juga: Hamdan Zoelva Dukung Berlayarnya Kapal Kemanusiaan Palestina
Ratusan anak itu pun diajak ke sebuah pusat perbelanjaan di Yerusalem. Di sana, relawan ACT telah bersiap dengan sepaket pakaian musim dingin, termasuk sepatu. Anak-anak pun sibuk menjejal sepatu baru yang mereka miliki, tidak lupa sejumlah anak berpose sambil menunjukkan sepatu dan jaket baru mereka.
Musim dingin dan masa depan tempat tinggal
Bagi penduduk Palestina, musim dingin di Yerusalem bukan sekadar berkutat dengan suhu dingin di tengah gempuran konflik. Lebih dari itu, di Kota Silwan-Yerusalem, musim dingin dan hujan kini menimbulkan kecemasan bagi warga Palestina.
International Middle East Media Center (IMEMC) memberitakan, hujan deras awal Maret lalu telah menyebabkan kerusakan serius bagi sejumlah pemukin Palestina di Kota Silwan. Hal itu diduga disebabkan oleh penggalian terowongan illegal oleh otoritas Israel di bawah permukiman Palestina di lingkungan Hadi Ilweh.
Baca Juga: Selamatkan Palestina, ACT - MRI Riau Gelar Aksi Solidaritas Kemanusian
Pusat Informasi Wadi Hilweh di Silwan (Silwanic) melaporkan, hujan derasg selama beberapa jam dalam beberapa hari itu menyebabkan kerusakan serius dan retakan pada dinding dan fondasi banyak rumah. Rumah-rumah tersebut terletak di atas wilayah terowongan yang sedang digali Israel. Penggalian itu menghilangkan pasir dan sebagian dari jarlu terowongan mengarah ke dinding Masjid Al-Aqsa, sebagaimana ditulis IMEMC Sabtu (2/3). (Rls ACT)
Penulis: Gina Mardani Cahyaningtyas.
Komentar