Daftar Isi
Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang mau dibawa ke Pabrik Kelapa Sawit.
LANCANGKUNING.COM,Jakarta- Menjelang Hari Raya Idul Fitri, pelaku industri di Indonesia semakin dibuat resah oleh ulah organisasi masyarakat (ormas) yang meminta tunjangan hari raya (THR) secara paksa. Bahkan, beberapa di antaranya melakukan aksi premanisme hingga penyegelan pabrik jika permintaan mereka tidak dipenuhi.
Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Sahat Sinaga, mengungkapkan bahwa tindakan ini semakin merajalela di sektor perkebunan kelapa sawit, terutama di Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Riau.
“Masyarakat sekitar dan ormas-ormas mulai menjarah sawit di perkebunan jika tidak diberi THR. Ini sudah keterlaluan,” ujar Sahat dikutip CNBC Indonesia, Kamis (20/3/2025).
Ia menilai bahwa aksi premanisme tersebut bukan hanya merugikan pelaku usaha, tetapi juga menciptakan ketidakpastian bagi industri di Indonesia. Jika terus dibiarkan, bukan tidak mungkin investor akan berpikir ulang untuk menanamkan modalnya di sektor perkebunan dan industri lainnya.
Sahat meminta pemerintah daerah (Pemda) untuk mengambil tindakan tegas terhadap ormas yang melakukan pemerasan. Ia juga mengusulkan agar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Pemda mengeluarkan pengumuman resmi yang melarang perusahaan melayani permintaan sumbangan dalam bentuk apa pun yang dapat mengganggu kenyamanan berusaha.
“Jika dibiarkan, praktik ini akan semakin menjadi-jadi dan merusak iklim investasi di Indonesia,” tegasnya.
Dengan semakin maraknya aksi ini, pelaku industri berharap ada perlindungan hukum yang lebih kuat agar mereka dapat menjalankan bisnisnya dengan aman dan nyaman, tanpa ancaman dari kelompok-kelompok yang mencari keuntungan dengan cara tidak sah.
Komentar