Daftar Isi
Foto: Diskominfo
Lancang Kuning, BENGKALIS – Menjadi tempat pembukaan Sekolah Lapang Petani Gambut (SLPG) yang dibina oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), Pemerintah Kabupaten Bengkalis harapkan lahirnya revolusi petani gambut di Negeri Junjungan.
Ungkapan tersebut sebagaimana disampaikan Wakil Bupati Bengkalis Bagus Santoso, kala menghadiri pembukaan SLPG yang dipusatkan di gedung serbaguna Desa Wonosari Senin, 12 Juli 2021.
“Dengan ini petani bisa berevolusi dengan manfaatkan ilmu turunan orang tua serta ilmu teknologi terkini yang akan diberikan oleh pihak BRGM,” ujar Bagus Santoso.
Sekolah Lapang Petani Gambut mengajarkan para petani mengembangkan pertanian alami dengan teknik tanpa bakar dan diikuti para petani gambut se-Riau.
“Kegiatan ini juga bertujuan mendukung pencegahan kebakaran di lahan gambut. Para petani perlu solusi praktis dalam pertanian. Tidak bisa hanya dengan larangan membakar,” demikian dijelaskan pihak BRGM Roni di sela-sela SLPG.
Pelatihan awal dalam rangkaian SLPG berlangsung selama 4 hari. Para petani mendapat materi terkait konsep dasar ekosistem gambut, teknik fasilitasi kelompok tani, hingga praktik langsung pembuatan pupuk organik, pembenah tanah dan pestisida alami. Tidak lupa diberikan materi pengenalan pemasaran.
“Lahan gambut punya karakteristik lahan yang unik. Karena itu petani harus diajarkan untuk bertani secara alami dan tanpa bakar dengan tetap mempertahankan produktifitas pertanian.” tambah Roni.
Wakil Bupati Bengkalis Bagus Santoso kala memberikan sambutan
Dikatakan Bagus Santoso, Pemkab Bengkalis sangat memberikan dukungan terkait sejumlah kegiatan BRGM di Negeri Junjungan.
Menurutnya pendekatan ini akan menjawab tantangan pengelolaan ekosistem gambut yakni, mencegah kebakaran lahan gambut, mencegah degradasi lahan gambut akibat penggunaan pupuk kimia, peningkatan pendapatan petani, serta perlindungan ekosistem gambut.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Bengkalis kami mengucapkan apresiasi dan rasa bersyukur atas kegiatan BRGM bersama Pemkab di Desa Wonosari,” pungkasnya.
Menurut pria yang juga hobi berkebun ini mayoritas lahan di Kabupaten Bengkalis adalah bergambut dan petani perlu terus mendapat asupan pengetahuan cara mengelola lahan gambut agar perlahan-lahan bisa mengubah cara pandang dengan melihat praktik nyata dari kebun percontohan yang sudah dibuat.
“Mari kita sambut bersama-sama kegiatan ini, pelajari, ikuti dengan cermat,” ajaknya.
Bagus Santoso percaya model sekolah ini akan sangat bermanfaat bagi petani gambut khususnya agar lahan-lahan gambut yang terlantar selama ini bisa memberi nilai tambah bagi kesejahteraan petani.
“Karena saya yakin potensi lahan gambut akan mengjasilkan berbagai macam tanaman maupun turunannya,” lanjutnya.
Turut terlihar hadir dalam acara tersebut Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Bengkalis Maisuri, Dinas Ketahanan Pangan Seksi Konsumsi Isnanto dan Kasi Sumber Daya Pangan Fakhruddin serta Kepala Desa Wonosari Suswanto. (LK/Diskominfo)
Komentar