Selama Covid-19, KDRT di Indonesia Meningkat

Daftar Isi

    Foto: Ilustrasi kekerasan terhadap wanita.

    Lancang Kuning – Buntut pandemi virus corona atau COVID-19 'mengular' panjang. Tidak sebatas masalah kesehatan, ekonomi maupun sosial, mirisnya virus yang berasal dari China itu turut meningkatkan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Kok, bisa?

    "Kondisi pandemi kebanyakan orang work fromhome (WFH), bekerjanya di rumah ketemu keluarga terus. Kemudian banyak hal, kenapa KDRT semakin meningkat, banyak penyebabnya," ujar Psikolog, Dr. Rini Sugiarti, M.Si dari Layanan Psikologi Sehat Jiwa (SEJIWA) - HIMPSI, saat diskusi online, Rabu 10 Juni 2020. 

    Penyebab pertama, menurut Rini, yaitu ketika pasangan suami istri yang tadinya sama-sama bekerja, kini setiap hari bertemu di rumah, sehingga ada perubahan gaya hidup. 

    "Quality time-nya gimana, kalau sama-sama bosan, sama-sama jengkel, maka terjadilah itu (KDRT). Tapi, banyak juga yang WFH malah kehamilan meningkat. Itu karena pasangan bisa mengondisikan di rumah, sehingga pasangan bisa menjalankan dengan baik," lanjut dia, dilansir dari Viva.co.id 

    Sedangkan pada kasus KDRT, kemungkinan karena pasangan setiap waktu bertemu sehingga timbul rasa bosan. Ditambah lagi mereka tidak bekerja, harus di rumah, pendapatan berkurang, yang memicu pasangan menjadi stres. 

    "Kalau masyarakat menengah mungkin masih bisa, tetapi teman-teman yang mungkin income-nya terbatas, sudah di rumah tidak ada penghasilan, bawaannya dengan keluarga emosi, terjadilah KDRT. Ketika pikiran kita jengkel ketemu orang juga bawaannya males. Nah, terus setiap hari ketemu pasangannya, jadi males-males begitu," kata dia. 

    Rini menyarankan, di masa pandemi ini kita harus beradaptasi, dengan cara mampu bekerja dari rumah dengan baik, pun dengan kontrol yang baik. "WFH harus dioptimalkan. Harus bekerja, ketika sedang boring, bikin kegiatan dengan keluarga," tuturnya. 

    Terkait kasus KDRT, Rini membenarkan bahwa terjadi peningkatan kasus pada selama pandemi virus corona ini. Tidak hanya pada pasangan, kasus serupa juga berpotensi terjadi pada anak. 

    "Gak usah pasangan, ketika anak belajar dari rumah, ternyata orangtua mengalami kesulitan mengajari anak. Orangtua jadi kesal mengajari anak," kata Rini. (LK)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Selama Covid-19, KDRT di Indonesia Meningkat
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar