Kedelai Mahal, Kemenkop Ajak Koperasi Tempe Tahu Cari Solusi

Daftar Isi

    Foto: Ilustrasi kedelai. (Shope) 

    Lancang Kuning, JAKARTA - Kementerian Koperasi dan UKM mengaku tengah berkomunikasi dengan sejumlah kementerian untuk mencari solusi dari tingginya harga kedelai yang membebani para pengusaha tahu-tempe skala kecil.

    Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM Victoria Simanungkalit mengatakan komunikasi sudah dilakukan Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan. Begitu juga dengan Gabungan Koperasi Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo).

    "Sedang dibahas bersama dengan Kementan, Kemendag, Gakoptindo. Hasil identifikasi dan usulan rekomendasi kami sampaikan ke Pak Menteri Koperasi (Teten Masduki)," ungkap Victoria kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (2/1).

    Kendati begitu, Victoria masih enggan membagi hasil identifikasi dan usulan rekomendasi yang diberikan ke Teten. Pasalnya, rencana jalan keluar yang tengah disiapkan masih perlu sinkronisasi data di lapangan.

    "Kami harus konfirmasi data yang kami dapatkan dengan pihak-pihak terkait," imbuhnya, dilansir LKC dari CNN Indonesia.com

    Hanya saja, ia mengatakan usulan rekomendasi sudah diterima oleh Teten. Sembari menunggu sinkronisasi data, rencananya Teten akan berkomunikasi langsung juga dengan para pengusaha tahu tempe skala kecil itu.

    "Pak Menteri sepertinya akan duduk langsung untuk membahas. Semoga ada jalan keluar yang disepakati," katanya.

    Sebelumnya, para pengusaha tahu tempe yang tergabung dalam Gakoptindo mengeluhkan tingginya harga kedelai yang menjadi bahan baku bisnis mereka. Mahalnya harga kedelai diduga karena China memborong produksi kedelai dari Amerika Serikat sejalan dengan membaiknya hubungan kedua negara.

    Tingginya permintaan dari negeri tirai bambu mengerek harga jual kedelai di pasar internasional. Hal ini turut berimbas ke harga kedelai yang dibeli oleh Indonesia.

    Indonesia sendiri cukup ketergantungan dengan kedelai impor. Saat ini, sekitar 80 persen lebih kebutuhan kedelai di dalam negeri ditutup dari AS, Brasil, dan negara-negara lain.

    Pada 2019, Indonesia mengimpor 2,63 ton kedelai untuk tahu dan tempe. Sedangkan kedelai lokal hanya sekitar 400-500 ribu ton.

    Kondisi ini membuat para pengusaha tahu tempe di Gakoptindo akhirnya menggelar aksi mogok produksi. Mereka berharap ada solusi dari pemerintah, termasuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri.

    "Karena kalau kedelai impor naik tinggi pasti produsen lebih memilih kedelai lokal daripada impor," kata Ketua Umum Gakoptindo Aip Syaifuddin. (LK)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Kedelai Mahal, Kemenkop Ajak Koperasi Tempe Tahu Cari Solusi
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar