Dampak Covid-19, Masyarakat Inhu Dapat Bantuan, Dinsos Diduga Tutupi Anggarannya

Foto: Sutrisno, Sekretaris Dinas Sosial Pemkab Inhu saat pemaparan tentang bantuan untuk masyarakat atas dampak dari Covid-19 di Kantor Kominfo

Lancangkuning.com, INHU - Besaran anggaran bantuan untuk warga miskin yang terdampak dari virus Corona atau Covid-19 di Dinas Sosial, Kabupaten Indragiri Hulu diduga belum jelas. Hal ini terungkap pada saat konferensi pers Gugus Tugas di Kantor Kominfo, Senin (13/4/20).

Sutrisno, sekalu Sekretaris di Dinas Sosial saat ditanya oleh Lancangkuning tentang usulan besaran global anggaran bantuan yang diposkan di OPD tersebut untuk masyarakat tidak mampu, ia tidak bisa menjelaskan dengan alasan karena bukan wewenangnya.

Baca Juga: Siak Berlakukan Jam Malam

" Kalau besaran angka itu bukan wewenang saya," ucapnya pada saat konferensi pers dalam penanganan Gugus Tugas percepatan penanganan Covid-19 tiap hari yang dilakukan Pemkab Inhu.

Namun demikian ada yang menari. Sutrisno bisa menjelaskan tentang besaran angka uang tunai yang diusulkan untuk penerima keluarga miskin selama tiga bulan per Kepala Keluarga (KK) sebesar Rp600 ribu rupiah.

Baca Juga: MUI: COVID-19 Jadi Tantangan Umat Muslim untuk Adaptasi Cara Ibadah

Berdasarkan data yang diterima oleh Lancangkuning, bahwa angka yang diusulkan oleh Dinas Sosial Pemkab Inhu untuk bantuan masyarakat Inhu diduga angkanya sebesar Rp 25 miliar.

Bantuan itu akan disalurkan berdasarkan rekapitulasi data DTKS ( Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) Non PKH + BPS sebayak 24.824 KK, Non DTKS usulan desa sebanyak 9.562 KK, usulan Disperindag sebayak 73 KK dan usulan Dinas Koperasi dan UMKM sebayak 194 KK.

Baca Juga: Makanan Khas Pekanbaru

Sisi lain, Jawalter Situmorang, selaku juru bicara gugus tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemkab Inhu menjelaskan, bahwa angka Orang Dalam Pengawasan menurun dari hari sebelumnya. Untuk hari ini, ODP terdata 61 orang yang sebelumnya tanggal 11 April 2020 yakni 69 orang.

Baca Juga: Tempat Wisata di Riau

Penurunan angka ini disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya karena adanya ODP yang sudah selesai masa pemantauan. Selanjutnya berdasarkan hasil Rapid Test hingga 12/4/20 sebayak 160 orang, seluruhnya dinyatakan negatif. (dan)