Mengikhlaskan Kepergian Korban Serangan Israel di Gaza

Daftar Isi

    Foto: ACT

    LancangKuning.Com, GAZA – Rasha Abu Arar hanya dapat menangisi kepergian anaknya, Seba, yang baru usia satu tahun, Sabtu (4/5). Seba merupakan salah satu korban tewas akibat serangan udara yang diluncurkan Israel di hari menjelang Ramadan itu.

    Kediamannya di Gaza hancur, seiring dengan hilangnya nyawa Seba.
    Rasha menyeka air mata, simbol kesedihan kehilangan salah satu anaknya, dengan keadaan tangan terluka. Perempuan 27 tahun itu mengalami luka fisik akibat serpihan bangunan yang hancur dan mengenainya.

    “Keluarga kami sedang duduk santai di depan rumah sebelum sebuah roket menghantam,” ungkapnya, seperti yang dilansir dari Al Jazeera. Anak perempuan Rasha, Rafeef, juga mengalami luka akibat serangan Israel ke wilayah yang sejak 2007 itu diblokade ketat.

    Kini, perempuan usia tiga tahun itu harus mendapatkan perawan di gawat darurat rumah sakit dengan segala keterbatasan layanannya.

    Baca Juga: Ramadhan Penuh Duka di Yaman

    Selain Seba, Rasha juga harus merelakan kehilangan kerabatnya, Falestine Abu Arar yang juga terenggut nyawanya saat serangan dari Israel ke Gaza, akhir pekan itu.

    Falestine meninggal dalam keadaan hamil. Ia meninggal setelah terkena pecahan peluru di lehernya. “Mereka (anak-anak Falestine) kini yatim-piatu dan masih muda, bagaimana dapat melanjutkan kehidupan tanpa ibu mereka,” ungkap Fatma, ibu Falestine seperti dikutip dari Al Jazeera.

    Tak hanya Seba dan Falestine yang menjadi korban tewas akibat serangan udara yang dilakukan Israel terhadap Gaza. Tercatat 24 orang meninggal dunia di Gaza akibat serangan yang menghancurkan pemukiman itu.

    Salah seorang warga Gaza yang tak ingin disebutkan namanya mengungkapkan kepada tim Aksi Cepat Tanggap (ACT), Israel menyerang pemukiman warga dan taman bermain anak-anak ketika pagi hari. Akibatnya banyak orang yang meninggal dunia dan luka-luka, baik terkena serpihan peluru maupun tertimpa bangunan yang hancur dihantam roket.

    “Kami tetap tegar dan tetap tinggal di tanah kami sendiri (Palestina), tidak peduli apa yang diperbuat Israel,” tegasnya, Senin (6/5).

    Selain pemukiman, proyektil  dari Israel juga menghantam jalan-jalan yang sedang ramai orang di Gaza. Kondisi ketika itu ramai, menjelang Ramadan.

    Jalur Gaza merupakan tempat tinggal bagi 2 juta warga Palestina. Berbatasan dengan laut, membuat 4 ribu warganya berprofesi menjadi nelayan walau dengan berbagai tekanan dan keadaan yang mendesak dari Israel. Blokade besar-besaran terhadap masuknya berbagai barang ke Gaza dilakukan Israel ke Gaza. Kemiskinan merajalela di Gaza, 52 persen warganya tak memiliki pekerjaan. (LKC)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Mengikhlaskan Kepergian Korban Serangan Israel di Gaza
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar