Kebudayaan Suku Aceh Tamiang

Daftar Isi

    LancangKuning.com - Nanggroe Aceh Darusalam adalah salah satu suku bangsa Indoneia yang berada di ujung barat dari banyaknya pulau  yang ada di Republik  Indonesia.  Nanggroe Aceh Darusalam adalah suku yang memiliki sejarah  istimewa bagi negara Indonesia. Oleh karena itu sejak aceh merdeka hingga sekarang tempat ini menjadi tempat teristimewa oleh pemerintah Indonesia. Pada zaman dahulu negeri Aceh ini lebih terkenal dengan sebutan D.I Aceh “Daerah istimewa”.

    Namun semenjak Aceh Darusalam ini mulai menerapkan hukum islam dalam peraturan daerahnya. Daerah ini dikenal dengan nama Negeri Serambi Mekah. Karena daerah ini memegang akan kekentalan di dalam diri mereka dengan nilai  ideologis islam.

    Suku dari negeri Aceh ini dalam sejarah merupakan pergabungan dari berbagai suku yang datang ataupun pergi dan ada yang menetap di Aceh. Menurut tetua di Aceh berasal dari suku Mante “Mantir” yang tempat nya berasal dari suku melayu dan Lhan atau Lannun yang letaknya berasal dari semenanjung Malaya Wilayah India. Aceh mempunyai berbagai keturunan karena terjadinya pernikahan dengan para pedagang yang masuk ke tanah aceh. Oleh sebab itu Aceh banyak memiliki keturunan dari India,  Persia, Arab dan Turki.

    1. Rumah Adat Aceh

    Rumah Aceh ini biasanya dipanggil dengan “Rumoh Aceh” atau “Krong Bade” rumah adat ini berbentuk panggung yang ukurannya 2,5 hingga 3 meter dari permukaan tanah. Rumah adat ini di bangun menggunakan bahan dasarnya kayu dan atapnya terbuat dari enau atau daun rumbia. Rumoh adat aceh di bagian kolong biasanya digunakan tempat untuk menyimpan bahan-bahan makanan. Sedang ruangan atas atau panggung merupakan tempat tamu datang dan berisirahat. Salah satu keunikan dari rumah tersebut adanya tangga yang berjumlah ganjil yang bisa memba anda langsung ke ruang utama. Yang termasuk dari simbol rejuilitas suku Aceh.

    Struktur dari rumoh aceh memiliki 3 ruangan, yaitu. Seuramoe Keue ruangan depan, Seuramoe Teungoh ruangan inti, Seuramoe Likot ruangan belakang.

    1. Pakaian Adat

    Pakaian dari suku aceh ini merupakan peninggalan dari sejarah perlak dan Samudera Pasai. Baju yang dikenakan oleh pria dinamakan baju “linto baro”. Sedang untuk wanita dinamakan “daro baro”. Pakai adat ini digunakan saat ada upacara adat atau acara lainnya.

    1. Upacara adat
    • Upacara Troen Bak Tanoeh

    Upacara ini merupakan upacara yang biasa digelar pada saat bayi lahir di dunia. Dan juga disebut dengan upacara turun tanah dimana ibu bayi diperbolehkan keluar rumah. Dalam adat aceh ibu bayi dissat baru-baru melahirkan tidak diperbolehkan keluar karena sang ibu masih nifas atau masih keadaan kotor atau tidak suci. Jika ibu bayi sudah melewati masa nifasnya ibu bayi di perbolehkan keluar dan menunjukkan diri bahwa ibu bayi telah suci.

    • Upacara Kelahiran

    Terdapat beberapa tahapan di saat melakukan upacara kelahiran. Tahap pertama yaitu dinamakan “upacara bahu” dan tahapan kedua yang dinmakan “penulang” tahap ketiga adalah pasca kelahiran sang bayi. Dan yang terakhir “manao peut ploh peut”.

    • Upacara Perkawinan

    Upacara perkawinan ini suku Aceh ada beberapa tahap.

    1. Ba ranup, tahapan melamar calon mempelai wanita.
    2. Jakba tanda, yaitu pertunangan.
    3. Pesta pelaminan.
    4. Teung daro baro, yaitu tradisi penjemputan yang di lakukan oleh pihak laki-laki.
    5. Tueng linto baru, yaitu tradisi penjemputan yang akan dilakukan oleh pihak perempuan.
    • Upacara Troen U  Laoet.

    Yaitu sebuah acara hajatan atau kenduri. Saat musim melaut dan bertujuan sebagai rasa syukur.(Nanda)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Kebudayaan Suku Aceh Tamiang
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar