Daftar Isi
Presiden Prabowo menyalami Mendiktisaintek yang baru Brian Yulianto menggantikan Satryo Soemantri Brodjonegoro.(ft:Antara)
LANCANGKUNING.COM,Jakarta- Presiden Prabowo mengganti Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro dengan Menteri baru Brian Yuliarto. Pergantian ini bagi sebagian orang dianggap mengejutkan dan mendadak. Syahganda Nainggolan dari Lembaga Kajian Sabang Merauke Circle justru berpendapat lain, Syahganda mengatakan pergantian menteri yang dilakukan oleh Presiden Prabowo sudah tepat waktu.
"Terkait pemberhentian Menteri Pendidikan Tinggi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro, Presiden telah melakukan langkah yang tepat dan cepat. Hal itu penting untuk mendisiplinkan pemerintahan oleh Presiden Prabowo," demikian disampaikan Syahganda Nainggolan. Syahganda meneruskan bahwa Presiden Prabowo masih perlu lebih banyak lagi menjelaskan ide-ide pembangunannya kepada publik sehingga diperlukan jajaran menteri di kabinet yang mampu menjabarkan apa yang dimaui oleh Presiden, "Konsolidasi pemerintah dalam melaksanakan pembangunan berorientasi rakyat saat ini berlangsung intensif. Prabowo menghadapi kesulitan dalam menjelaskan ide-ide besarnya kepada kelas menengah, seperti mahasiswa. Sehingga, dia membutuhkan menteri yang kompatibel pada arus yang deras." Terang Syahganda yang juga adalah lulusan ITB.
Kesalahan Satryo menurut Syahganda adalah ketidakmampuan dia menerjemahkan refocusing anggaran negara yang dipimpin Prabowo.
"Kesalahan Satryo keliru membahasakan kebijakan Presiden kepada DPR dan Masyarakat," Bahkan, Satryo telah melakukan kesalahan dengan mengatakan dampak buruk efisiensi anggaran, ketika rapat kerja dengan DPR RI beberapa waktu lalu, seperti kenaikan UKT (Uang Kuliah Tunggal), beasiswa dipotong, dan dampak buruk terhadap TUKIN (tunjangan kinerja) dosen. Kesalahan Satryo ini memicu kemarahan mahasiswa, yang melakukan demo besar-besaran mengkritik pemerintah padahal hal tersebut bisa dihindari.
Selanjutnya, Syahganda meminta agar seluruh jajaran pemerintahan mampu menerjemahkan kebijakan presiden dan membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat. Persoalan komunikasi politik pemerintah, menurut Syahganda, menjadi ancaman terbesar ke depan. "Berbagai cita-cita Prabowo yang pro rakyat gagal difahami masyarakat, khusus mahasiswa." Pungkas Syahganda Nainggolan.(rls)
Komentar