Sanggar Melayu Riau Eksis di Kota Gudeg

Daftar Isi

    Mengangkat seni budaya daerah, dapat dilakukan oleh semua orang. Budaya sebagai jati diri menjadikan sesorang paham dan mengenal jati diri nenek moyangnya, hal inilah yang dilakukan oleh Mahasiswa di Kota Pelajar Yogyakarta.

    Saat berbincang bersama Bambang Priyanto, salah satu pelestari budaya yang berada di Yogyakarta, ia bercerita pentingnya kebudayaan Melayu, karena pada dasarnya bangsa indonesia tidak bisa luput dari budaya Melayu dan bahasanya. 

    “Bahasa Indonesia kita tidak luput dari Melayu, budaya Melayu budaya terbesar di Indonesia, hampir seluruh Sumatera itu Melayu, Jambi, Palembang, Bangka Belitung, Riau, Kepri, Medan , Aceh dan lain sebagainya,” tutur Bambang membanggakan sanggarnya yang semakin eksis di Kota Gudeg saat santai bersama di Pekanbaru.

    Sebagai mahasiswa asli Riau yang berada di perantauan, Bambang bersama 40 anggota lain yang berasal dari Indragiri Hilir, Indargiri Hulu, Rohil, Siak, Pelalawan, Bangkinang dan Kota Pekanbaru, saat ini sedang menempuh pendidikan di kota Pelajar. Mereka menunjukkan budaya Melayu adalah budaya milik Indonesia. Semua pantas dinikmati, di manapun itu, termasuk Pulau Jawa.

    Dalam aktivitasnya, Sanggar Melayu Sultan Syarif Qasim berusaha merangkul seluruh lapisan masyarakat dan pelajar yang ada di Yogyakarta untuk menjadi bagian dalam proses kreativitasnya. Termasuk ikut serta dalam sebuah acara seni dalam peringatan Hari Tari Sedunia “Word Dance Day” di Tanah Kelahiran Joko Widodo Presiden Republik Indonesia, Solo beberapa waktu lalu. 

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Sanggar Melayu Riau Eksis di Kota Gudeg
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar