Daftar Isi
Lancang Kuning - Debat Publik perdana Pilkada Surabaya berjalan sengit. Para pasangan calon wali kota dan wakil wali kota saling adu gagasan. Salah satunya soal kinerja Tri Rismaharini selama memimpin Surabaya.
Jika paslon nomor urut satu Eri Cahyadi-Armuji berulang kali memuji keberhasilan Risma, paslon urut 2 sebaliknya, Machfud Arifin-Mujiaman berulang kali melempar bantahannya dan menyampaikan sejumlah temuannya.
Pujian pada Risma itu pertama kali diucapkan oleh Eri, saat memaparkan visi-misi dan programnya, di awal segmen pertama. Mantan Kepala Bappeko tersebut mengucapkan rasa terima kasihnya secara khusus kepada Risma.
"Secara khusus kami terima kasih kepada Ibu Risma yang telah membuat Kota Surabaya menjadi kota diakui dunia dengan kualitas birokrasi terbaik. Rakyat bisa menempuh pendidikan dan kesehatan secara gratis," kata Eri, Rabu (4/11).
Eri pun memastikan keberhasilan Risma itulah yang bakal ia lanjutkan jika dirinya terpilih menjadi Wali Kota Surabaya. Ia juga mengatakan bakal membuat Kota Surabaya lebih baik lagi ke depan.
Sementara itu, berbeda dengan Eri yang hanya berterima kasih pada Risma, Machfud Arifin justru mengawali pemaparan visi-misi dan programnya dengan ucapan terima kasih kepada seluruh wali kota yang pernah memimpin Kota Pahlawan.
"Terima kasih para wali kota pada masanya yang berbuat terbaik bagi Surabaya," kata Machfud.
Mantan Kapolda Jawa Timur itu lantas mengatakan bahwa Surabaya merupakan kota dengan potensi yang besar. Ia lalu berjanji bakal membawa Kota Pahwalan naik kelas. Ia mengklaim bahwa, di Surabaya masih terdapat disparitas dan diskriminasi di sektor pendidikan dan kesehatan. Masih banyak pula rumah tak layak huni, lalu tak sedikit pasar tradisional dengan kondisi memprihatinkan, salah satunya adalah Pasar Turi.
"Pasar Turi lebih dari 10 tahun jadi pasar turu (tidur). Penanganan Covid-19 belum terintegrasi, angka kematian di Surabaya lebih dari 1.000 jiwa," ujarnya.
Penanganan Covid-19
Aksi puji dan bantah kinerja Risma juga terjadi saat debat memasuki sesi tanya jawab tentang penanganan pandemi corona (Covid-19).
Hal itu diawali saat Eri memuji langkah Pemerintah Kota Surabaya, yang dibuktikan melalui terus meningkatnya angka kesembuhan kumulatif pasien positif virus corona di Surabaya yang mencapai lebih dari 15 ribu atau sekitar 92 persen.
"Angka kesembuhan saat ini telah mencapai 92,03 persen Insyaallah. Sekitar 15 ribu sekian [pasien sembuh]. Itu hasil kerja sama bagaimana Pemkot Surabaya kerja sama dengan kepolisian membentuk kampung tangguh," kata Eri.
Selain itu, Eri mengatakan Pemkot Surabaya terus meningkatkan tracing, testing dan treatment. Salah satunya melalui Tim Swab Hunter bertugas melakukan tes Covid-19 gratis langsung di tengah-tengah masyarakat.
"Langkah pemkot yang sudah berjalan dengan Tim Hunter dengan swab gratis akhirnya turun sekarang, apakah langkah itu sudah bisa dikatakan benar atau tidak? Karena bukti sudah mengatakan bahwa dengan kerja sama hebat," kata dia .
Mendengar pernyataan itu calon wali kota Surabaya nomor urut 2, Machfud Arifin meragukan kerja sama antara Pemkot Surabaya dan pihak terkait sudah maksimal dalam menekan virus corona. Ia bahkan mengungkit bahwa Kota Surabaya sempat berstatus sebagai zona hitam virus corona.
"Mohon maaf penanganan pertama, Presiden pernah mengatakan bahwa Surabaya bukan zona merah, tapi zona hitam. Ini prihatin penanganan Covid di Surabaya," kata dia.
Machfud juga mengkritik belakangan ini Pemkot Surabaya tak pernah memberikan anggaran kepada Ketua RT dan RW dalam menangani corona di lingkungannya. Bahkan, kata dia, banyak jajaran pengurus RT dan RW merugi.
"Saya juga ragu dengan kerja samanya. Termasuk dengan warga, RT dan RW yang ikut terlibat. Sangat prihatin. Bulan Maret sampai Oktober enggak dapat bantuan. Ini keluhan para RT, fakta yang kita temukan, RT-RT tekor, RW juga tekor, sampai Rp30 juta ngurusin Covid-19," ucap dia.
Perkampungan Kumuh
Di segmen yang lain, Machfud mengaku menemukan sejumlah wilayah perkampungan Surabaya yang masih kumuh, salah satunya di Kecamatan Asemrowo. Ia juga mendapati sungai dengan kondisi tertutup sampah di Kecamatan Krembangan Surabaya.
"Saya akan melakukan upaya-upaya yaitu melakukan pembenahan yang di Surabaya ini kampungnya masih kumuh di Asemrowo. Sungai enggak nampak air, semua penuh sampah. Lalu di Krembangan juga sama," katanya.
Machfud mencatat sungai di Surabaya tak hanya dikotori sampah, tapi juga juga dicemari kotoran manusia. Menurutnya hal itu disebabkan lantaran 100 ribu kepala keluarga yang tidak punya jamban, sehingga mereka masih membuang air besar langsung ke sungai-sungai.
"Di sungai-sungainya masih ada orang punya hajat. Kalau saya jadi wali kota, saya yakinkan enggak ada lagi orang buang kotoran di sungai. Kalau saya jadi wali kota, kami akan bangun jamban-jamban komunal di Surabaya ini," ujarnya.
Eri lantas membantah klaim Machfud soal masih adanya perkampungan kumuh dan sanitasi yang tak layak di Surabaya. Menurutnya, Kota Surabaya di bawah kepemimpinan Risma telah memastikan kebersihan lingkungan bagi setiap warganya. Hal itu dibuktikan oleh Pemerintah Kota Surabaya dengan raihan pelbagai penghargaan.
"Surabaya ini berdasarkan data dari Dirjen Cipta Karya kumuhnya nol persen. Karena ada faktor-faktor lain yang dihitung, tidak hanya 1, hanya pandangan mata," ucap Eri.
"Kedua, kita tahu Surabaya [ mendapat anugerah] Adipura Kencana lima kali berturut-turut. Surabaya dapat pengakuan internasional Lee Kwan Yew penghargaan kepada Surabaya kota layak huni. Dapat 30 penghargaan internasional, 286 penghargaan nasional. Ini tunjukkan sebenarnya data bicara," sambungnya.
Singgung Stunting
Machfud juga mengkritik kinerja Pemerintah Kota Surabaya soal penanganan gizi buruk dan bayi stunting selama ini. Ia mengaku heran ketika Eri yang lama aktif di Pemkot Surabaya mengklaim kasus stunting di Kota Pahlawan telah turun.
"Data yang kami miliki, datanya Pemkot 15 ribu [bayi stunting], Bappenas lebih tinggi lagi 62 ribu. Enggak tahu kok di sini bisa turun, data dari mana?" kata Machfud.
Machfud-Mujiaman mengaku telah mempersiapkan program pencegahan bayi stunting dan kekurangan gizi. Mereka berjanji akan membiayai kebutuhan hidup setiap bayi di Surabaya selama seribu hari setelah kelahiran.
Di saat yang sama, Eri membantah tuduhan Machfud. Calon yang diusung PDIP itu menolak mencampuradukkan data bayi stunting pendatang dengan bayi dari warga asli Surabaya.
"Apakah sejak awal ada di kota Surabaya? Apakah pas sudah masuk ke Surabaya kondisinya mengalami kekurangan gizi? Tidak bisa gebyah-uyah (menyamaratakan)," tandas Ery.
Ery pun menegaskan keberpihakannya pada penanganan stunting dan gizi buruk. Ia berjanji akan meningkatkan kesejahteraan para kader kesehatan di akar rumput guna mencegah stunting.
"Kita beri apresiasi, kita naikkan Rp400 ribu per bulan. Kita naikkan apresiasi, bukan intensif loh," ujarnya.
Pilkada Surabaya 2020 bakal diikuti oleh dua pasangan calon wali kota dan wakil wali kota. Mereka yakni paslon nomor 1, Eri Cahyadi-Armuji. Dan urut 2 Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno.
Eri Cahyadi-Armuji diusung oleh PDIP dan didukung oleh PSI serta sejumlah partai non parlemen. Sementara Machfud Arifin-Mujiaman diusung oleh PKS, PKB, PPP, NasDem, Golkar, Demokrat, Gerindra dan PAN.
Komentar