Arab Saudi Buka Umroh, Ini yang Mesti Ditempuh Calon Jamaah

Daftar Isi


    Foto: Masjidil Haram, Makkah Al Mukarramah, Arab Saudi. (INAPOS)


    Lancang Kuning – Pemerintah Arab Saudi dikabarkan akan membuka ibadah umroh bagi jamaah internasional, termasuk dari Indonesia, pada November mendatang.
     

    Baca juga:  Teriakan Mahasiswa Inhil: Tolak dan batalkan Undang-Undang Ciptaker

    Umroh atau umrah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya kunjungan (ziarah) ke tempat suci (sebagai bagian dari upacara naik haji, dilakukan setiba di Mekah) dengan cara berihram, tawaf, sai, dan bercukur, tanpa wukuf di padang Arafah, yang pelaksanaannya dapat bersamaan dengan waktu haji atau di luar waktu haji; haji kecil. Sedangkan jamaah atau jemaah dalam KBBI, artinya kumpulan atau rombongan orang beribadah; -- haji.

    Baca juga:  Kedua Lengan Sugeng Diamputasi, Rumah Yatim Beri Bantuan

    Karena di masa pandemi Coronavirus Disease 2019 atau COVID-19, informasi diperoleh menyebutkan jamaah diharuskan melakukan tes usap atau swap test 48 jam sebelum terbang dan mendaftar aplikasi untuk masuk ke Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. 

    Baca juga:  Tempat Wisata di Riau

    "InsyaAllah, November itu sudah bisa. Cuma kan, ada aturan yang agak ketat. Seperti keberangkatan itu semua jamaah harus melalui tes swab 48 jam sebelum terbang," kata Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah RI (Amphuri) Jawa Timur, Mohammad Sufyan kepada VIVA, seperti dikutip Sahijab, Senin 12 Oktober 2020. 
     

    Baca juga:  Makanan Khas Pekanbaru

    Tes swap, lanjut Sufyan, tidak boleh dilakukan jamaah jauh hari sebelum berangkat dari Indonesia ke Arab Saudi, misalnya tujuh hari sebelum terbang. Ketentuan tes swap 48 jam sebelum terbang disyaratkan oleh Pemerintah Arab Saudi. Begitu juga, saat akan pulang ke Indonesia dari Arab Saudi. “Soal teknis itulah yang masih dipikir bersama oleh pihak travel. Kalau biayanya (tes swap) ditanggungkan ke jamaah," ujar Sufyan. 

    Selain tes swap, sesampai di Arab Saudi, jemaah juga diharuskan mendaftar di aplikasi yang bisa diakses di android untuk bisa mendapatkan akses beribadah di Masjidil Haram maupun di Masjid Nabawi. Jamaah yang tidak terdaftar di aplikasi, otomatis tidak akan diizinkan petugas untuk masuk masjid. Aplikasi itu diperlukan, kaitannya dengan pengaturan jamaah di masjid, agar tidak berdesak-desakan.

    "Di sana (jamaah) pakai aplikasi untuk jadwal umroh dan masuk Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Raudah. Itu ada pakai aplikasi dari android. Jadi, kita harus mendaftarkan dulu (di aplikasi), nanti kita dapat jadwal beribadah di jam berapa. Yang enggak ngisi aplikasi, enggak boleh masuk (Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Raudah)," tegas Sufyan. 

    Pihak travel umroh yang tergabung di Amphuri, lanjut dia, bersiap-siap untuk menyambut dibukanya umroh pada November nanti. Kendati soal kepastiannya, masih menunggu kabar dari Kementerian Agama. Namun, sesuai arahan Kemenag, mereka yang diprioritaskan untuk berangkat adalah jamaah yang tertunda karena COVID-19, bukan jamaah yang baru mendaftar. 

    Di Jawa Timur sendiri, terdapat sekira 11-12 ribu orang yang tertunda berangkat umroh karena COVID-19. Jumlah itu baru yang berangkat melalui 75 travel yang tergabung ke Amphuri. "Kalau yang ada di anggota kita sendiri (Amphuri Jatim),  itu sekitar 11-12 ribuan (orang) yang tertunda. Itu (tertunda) mulai Februari akhir sampai sekarang," kata Sufyan, (LK)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Arab Saudi Buka Umroh, Ini yang Mesti Ditempuh Calon Jamaah
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar