Daftar Isi
Lancang Kuning - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyerukan agar pemerintah dan masyarakat mengantisipasi fenomena cuaca La Nina dengan data meteorologi. La Nina merupakan fenomena yang menyebabkan curah hujan di suatu kawasan turun secara berlebihan.
Mengutip situs BPBD Jakarta, La Nina umumnya terjadi karena fenomena El Nino. Fenomena El Nino ditandai dengan suhu tinggi pada Samudera Pasifik di sekitar ekuator. Sedangkan La Nina ditandai dengan suhu yang rendah.
Meningkatnya suhu permukaan Samudera Pasifik timur dan tengah menyebabkan peningkatan suhu kelembapan pada atmosfer di atas perairan. Hal ini mengakibatkan pembentukan awan dan meningkatkan curah hujan di kawasan tersebut.
Kemudian, tekanan udara di Samudera Pasifik barat akan meningkat, menyebabkan pertumbuhan awan di atas lautan timur Indonesia terhambat. Ini lah yang menyebabkan beberapa wilayah di Indonesia mengalami penurunan curah hujan yang signifikan.
Fenomena El Nino kemudian berlanjut menjadi La Nina. Umumnya, El Nino dan La Nina terjadi secara berturut-turut dalam satu kurun waktu.
La Nina bermula dengan menurunnya suhu permukaan laut di Samudera Pasifik bagian timur. Kondisi ini menyebabkan peningkatan kecepatan angin pasat timur di sepanjang Samudera Pasifik.
Hal tersebut kemudian menyebabkan massa air hangat yang terbawa ke Samudera Pasifik barat lebih banyak. Sehingga, massa air di Samudera Pasifik timur akan bergerak ke atas, menggantikan massa air yang telah terbawa ke Samudera Pasifik barat.
Massa air hangat yang terbawa ke Samudera Pasifik barat ini lah yang berdampak pada cuaca secara langsung. Pergantian massa juga menyebabkan penurunan suhu permukaan air laut di Samudera Pasifik timur.
Dampaknya pada cuaca di wilayah Indonesia dapat dilihat dari tingkat curah hujan yang berkurang. Penurunannya bergantung dengan intensitas fenomena El Nino.
Komentar