Daftar Isi
LancangKuning -Vendor ponsel asal China, Huawei menyatakan penjualan ponsel di Indonesia tidak terganggu akibat sanksi yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Donald Trump.
Public Relations ManagerHuawei Indonesia Ilham Pratama mengatakan produk ponsel Huawei di Indonesia masih tersedia.
"Saat ini penjualan masih tetap aman dan terjadwal dari pusat," ujar Ilham kepada CNNIndonesia.com, Rabu (16/9).
Ilham menuturkan respon konsumen terhadap smartphone Huawei di market tanah air masih bagus, termasuk untuk P40 Series hingga nova 7. Bahkan produk yang hadir tahun kemarin seperti nova 5T dan P30 Pro masih banyak diminati.
Baca Juga : Pelaku Penusukan Syekh Ali Jaber Terancam Hukuman Mati
"Saat promotion 9.9 kemarin, 800 unit P30 Pro habis terjual dalam satu hari, juga nova 5T," ujarnya.
Lebih lanjut, Ilham menyampaikan telah memiliki sejumlah strategi untuk mempertahankan penjualan ponsel di Indonesia. Strategi yang dilakukan oleh Huawei Indonesia, kata dia berkomitmen untuk terus menghadirkan produk terbaiknya dan membawanya ke market Indonesia.
"Tahun ini, untuk pertama kalinya produk PC yakni laptop secara resmi dijual di Indonesia, responnya pun bagus. MateBook D15 terjual habis 1000 unit dalam waktu 5 hari," ujar Ilham.
Di sisi lain, Ilham enggan berkomentar soal sistem operasi HarmonyOS yang digadang sebagai pengganti Android pada ponsel Huawei. Dia mengaku tidak memiliki kapasitas untuk berkomentar terkait hal itu.
Baca Juga : Data Terbaru Covid-19 di Pekanbaru Hari Ini
Akan tetapi, dia menegaskan Huawei hendak menghadirkan ekosistem tersendiri di Indonesia.
"Hal lain yang kita lakukan adalah menghadirkan produk ekosistem Huawei ke Indonesia," ujarnya.
Sebelumnya, beberapa handphone (hp) Huawei dilaporkan langka lantaran mulai hilang dari peredaran di beberapa lokasi di China. Kelangkaan ini juga turut meningkatkan harga ponsel bekas atau seken dari merek itu.
Beberapa produk yang sudah sulit ditemukan diantaranya Huawei seri P, seri Mate, dan seri nova.
Kelangkaan produk ini tampaknya imbas dari sanksi Amerika Serikat yang membuat Huawei tak lagi bisa memproduksi Kirin, chipset untuk smartphone miliknya. Namun, belum ada keterangan resmi dari Huawei terkait hal ini.
Baca Juga : Kesan Penegakan Hukum Buruk, Mahfud: Saya Tak Bisa Melakukan Apa-apa
Pemerintah AS melarang Huawei melakukan bisnis dengan pembuat cipset mana pun yang menggunakan teknologi AS. Sanksi itu akhirnya menutup pintu bagi Huawei untuk memproduksi cipset kelas atas Kirin ataupun mendapat cipset dari perusahaan lain seperti Qualcomm , MediaTek, Samsung, dan lainnya.
Menghadapi sanksi itu, Huawei telah membuat sistem operasi HarmonyOS 2.0 yang akan mulai tersedia tahun depan untuk setiap perangkat yang diproduksinya.
Komentar