Daftar Isi
Lancang Kuning - Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO), bagian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), melaporkan bumi telah kehilangan hampir 100 juta hektare lahan hutan di selama dua dekade terakhir.
Berdasarkan perbandingan dengan luas daratan, luas hutan di bumi pada 2020 sebesar 31,2 persen, turun dari catatan pada 2000 yakni 31,9 persen. FAO menjelaskan saat ini luas hutan hanya 4,1 miliar hektare.
"Kerugian bersih hampir 100 juta hektare hutan dunia," kata FAO diberitakan AFP pada Selasa (16/9).
Penebangan hutan yang besar disebut terjadi Afrika dan Asia Tenggara. Selain itu wilayah Amerika Latin dan Amerika juga tidak menunjukkan tanda-tanda perlambatan.
Sebagian besar alasan penebangan hutan dikatakan untuk pertanian dan peternakan, terutama di kawasan negara yang belum berkembang.
Hutan saat ini mewakili 47,8 persen dari daratan di Asia Tenggara, turun dari 49 persen pada 2015. Di Afrika luas hutan 27,8 persen, berkurang dari 28,7 persen pada lima tahun yang lalu.
Di Indonesia hutan luas hutan disebut turun menjadi 50,9 persen dari sebelumnya 52,5 persen. Di Malaysia 58,2 persen, berkurang dari sebelumnya 59,2 persen.
Negara yang fokus pada pertanian seperti Pantai Gading mengalami penyempitan hutan menjadi 8,9 persen dari total area dari sebelumnya 10,7 persen pada 2015. Kenya, Mali, dan Rwanda bertahan dari kehilangan area hutan.
Brasil mengalami deforestasi hingga saat ini hutan hanya mewakili 59,4 persen dari total area, jatuh dari sebelumnya 60,3 persen pada 2015.
Meski begitu, di area bumi yang lain hutan justru berkembang atau tidak berubah selama lima tahun terakhir. Misalnya di China, hutan tumbuh menjadi 23,3 persen dari 22,3 persen pada 2015.
Prancis juga mengalami perkembangan hutan, menjadi 31,5 persen ketimbang pada 2015 sebesar 30,7 persen. Italia tumbuh menjadi 32,5 persen dari 31,6 persen dan Inggris 13,2 persen dari 13 persen.
Sementara itu area hutan di Jepang tidak berubah yakni sebesar 68,4 persen, demikian pula dengan Kanada 38,2 persen dan Amerika Serikat 33,9 persen.
Komentar