Daftar Isi
LancangKuning - Pada postingan kali ini kami akan membahas system dari saraf otonom dan sedikit penjelasan tentang apa itu saraf otonom, seperti yang kita ketahui di dalam tubuh manusia terdapat banyak sekali saraf-saraf yang bermacam pula fungsi dan pengertiannya, secara garis besarnya sendiri ada dua system saraf yaitu saraf pusat sadar dan saraf tepi. Untuk kali ini kami akan membahas lebih dalam mengenai saraf otonom, mari langsung saja kita simak pembahasan berikut.
Pengertian Saraf Otonom
Sistem dari saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis sendiri yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut dengan urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut dengan urat saraf post ganglion.
Sistem dari saraf otonom merupakan bagian dari sistem saraf perifer, yang sebagian besarnya akan bertindak independen dari kontrol sadar (sengaja) dan terdiri dari saraf yang ada di otot jantung, otot polos, eksokrin dan kelenjar endokrin.
Baca Juga : Tempat Wisata di Pekanbaru
Sistem saraf otonom bertanggung jawab terhadap fungsi-fungsi dari pemeliharaan (metabolisme, aktivitas kardiovaskular, pengaturan suhu, pencernaan) yang memiliki reputasi agar menjadi di luar kendali sadar. Pembagian utama lainnya yaitu system saraf somatik, sistem saraf perifer, terdiri dari tengkorak dan saraf tulang belakang yang menginervasi atau menghubungkan jaringan otot rangka dan lebih di bawah kontrol sengaja (Anissimov 2006; Towle 1989).
Sistem saraf otonom memiliki fungsi untuk mempertahankan atau menjaga keadaan tubuh dalam kondisi terkontrol tanpa pengendalian secara sadar. Sistem saraf otonom bekerja secara otomatis tanpa harus di perintah oleh sistem saraf sadar. Sistem saraf otonom juga disebut dengan sistem saraf tak sadar, karena bekerja diluar kesadaran kita. Struktur jaringan-jaringan yang dikontrol oleh sistem saraf otonom yaitu iris mata, pembuluh darah, otot jantung, organ thorakalis, abdominalis, dan kelenjar tubuh. Secara umum, sistem saraf otonom dibagi menjadi dua bagian umum, yaitu sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis.
Sistem saraf dari otonom (autonomic-auto=self; nom=govern) bekerja secara tidak sadar. Ada 3 hal yang dapat membedakan antara saraf motorik somatik dan otonom yaitu:
- Efektor; saraf otonom sendiri akan menginervasi organ viseral seperti otot jantung, usus, dan lain-lain, sedangkan saraf motorik somatik akan menstimulasi otot skeletal.
- Jaras eferen dan ganglion; badan sel saraf somatik terletak pada SSP membentuk nukleus atau inti saraf dan aksonnya menuju otot skeletal dan akson tersebut mempunyai karakteristik tebal dan bermielin yang akan menghantar impuls saraf secara cepat.
- Neurotransmiter; semua jenis dari saraf motorik somatik akan melepaskan neurotransmitter asetilkolin (ACh) yang akan memberikan efek eksitasi yang menyebabkan otot skeletal dapat melakukan kontraksi, sedangkan saraf otonom akan melepaskan neurotransmiter pada post ganglion yang berupa norepinefrin pada sinaps akson post ganglion saraf simpatis dan juga asetilkolin pada sinaps akson post ganglion saraf parasimpatis yang bisa menyebabkan eksitasi atau inhibisi pada target organ tergantung pada reseptor yang kita miliki.
Baca Juga : Akreditasi Jurusan Kampus Universitas Bandar Lampung
Fungsi Sistem Saraf Otonom
Untuk kerja sistem dari saraf otonom ternyata sebagian besar dipengaruhi hipotalamus yang terdapat pada otak. Jika hipotalamus terangsang maka, akan berpengaruh pada gerakan otonom seperti mempercepat denyut jantung, menghambat kerja dari saluran pencernaan dan melebarkan atau membesarkan pupil mata. Sistem saraf otonom terdiri atas gabungan dari saraf sensorik dan saraf motorik. Sistem saraf otonom dapat dibedakan menjadi dua macam, antara lain sebagai berikut.
Sistem Saraf Simpatik
Sistem dari saraf simpatik adalah saraf yang terletak tepat depan ruas tulang belakang yang berpangkal tepat pada sumsum tulang belakang (medulla spinalis) yang terdapat di bagian daerah dada dan pinggang. Fungsi utama sistem saraf simpatik adalah untuk memacu kerja organ tubuh namun ada juga beberapa yang menghambat kerja dari organ tubuh.
Fungsi Sistem Saraf Simpatik
- Untuk memperbesar pupil mata
- Mempercepat detak dari jantung
- Memperbesar bronkus
- Memperlambat kerja alat pencernaan
- Menghambat kontraksi kantung seni
- Menghambat ereksi
- Menurunkan tekanan darah
- Menghambat sekresi empedu
- Meningkatkan sekresi adrenalin
Sistem Saraf Parasimpatik
Sistem saraf parasimpatik merupakan sistem saraf yang berpangkal pada sumsum tulang lanjutan (medulla oblongata). Sistem saraf parasimpatik biasa disebut juga sistem saraf craniosacral dikarenakan saraf preganglion keluar dari daearah otak dan daerah sakral. Saraf simpatik berupa jaring-jaring yang saling berhubungan dengan ganglion yang tersebar pada seluruh tubuh.
Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi kerja yang sangat berlawanan dengan fungsi kerja sistem saraf simpatik. Jika fungsi utama sistem saraf simpatik adalah mempercepat kerja organ tubuh, namun beda halnya dengan fungsi utama sistem saraf simpatik yakni memperlambat kerja dari organ tubuh. Dari kerja kedua sistem saraf yang berlawanan tersebut dapat menghasilkan keadaan yang normal.
Fungsi Sistem Saraf Parasimpatik
- Memperkecil bronkus
- Menghambat detak jantung
- Memperkecil pupil mata
- Mempercepat kontraksi kantung seni
- Merangsang ereksi
- Mempercepat kerja alat pencernaan
- Meningkatkan tekanan darah
- Meningkatkan sekresi empedu
- Menghambat sekresi adrenalin.(Mayor)
Komentar