Daftar Isi
Lancang Kuning - Pengguna media sosial di Mesir membagikan tuntutan pengacara Mesir kepada Presiden Tiongkok Xi Jinping untuk membayar $ 10 triliun karena kerusakan yang disebabkan oleh virus corona di Mesir.
Tuntutan pengacara Mesir Mohamed Talaat berdasar pada komentar Presiden AS Donald Trump bahwa virus itu berasal dari China. Presiden AS beberapa kali menyebutnya “virus China.”
Talaat juga mendasarkan tuntutan dari sumber-sumber media, yang tidak ia sebutkan, yang menyebut bahwa China telah membuat virus sebagai senjata biologis.
Pada hari Ahad, Mesir telah mendaftarkan 1.173 kasus virus corona dengan 78 kematian.
Berbicara kepada Arab News, Talaat mengatakan bahwa alasan dia mengambil tindakan hukum terhadap China untuk melindungi hak-hak Mesir, terutama setelah kantor-kantor berita dan Trump mengumumkan bahwa COVID-19 adalah “buatan China.”
Talaat, yang tinggal di gubernur Gharbeya di selatan Kairo dan yang mengajukan gugatan melalui kedutaan besar China di Kairo, terinspirasi dari seorang pengacara Amerika yang menuntut pemerintah Beijing untuk membayar $ 20 triliun sebagai kompensasi atas kerusakan yang disebabkan oleh virus.
Laporan pers beredar pekan lalu bahwa pengacara AS Larry Klayman mengajukan gugatan denda China $ 20 triliun, menuduh Beijing mengembangkan dan menyebarkan virus corona untuk menggunakannya sebagai senjata biologis. Laporan-laporan itu dipublikasikan di situs web Freedom Watch, sebuah organisasi hak asasi manusia yang diketuai oleh Klayman.
Talaat mengatakan bahwa ia mendesak Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi di media sosial untuk menangani kasus ini dan membentuk sebuah komite ahli hukum internasional yang akan membantu membawa masalah ini ke otoritas tertinggi.
Talaat dikabarkan belum berkoordinasi dengan siapa pun di pemerintahan. Dia mengatakan bahwa pemerintah Mesir “tidak ikut campur dalam masalah peradilan dan mempertahankan sikap netral.” Mengenai reaksi terhadap hal ini, ia mengatakan ada yang mendukung dan mencela.
Dia membantah komentar yang dibuat oleh seorang jurnalis Kuwait yang menyebut bahwA langkah itu sebagai “orang-orang Mesir yang mengejar dolar.”
Sumber : kiblat.net
Komentar