Kebahagiaan Khaled Melanjutkan Hidup di Rumah Yatim Dermawan

Daftar Isi

    Foto: Khaled ketika berada di Rumah Yatim Dermawan.

    LancangKuning.com, CHITTAGONG – Memori masa kecil tidak begitu membahagiakan buat Khaled. Jika sebagian anak-anak menghabiskan masa kecilnya di dengan suasana hangat rumah, bebas bermain dan keceriaan, masa kecil Khaled malah harus diisi dengan tragedi. November 2017 lalu, desanya yang terletak di Kota Buthidaung, Myanmar diserang dan dibakar. Ia kehilangan orang tuanya kala itu.

    Baca Juga: Lebih dari 24 Juta Penduduk Indonesia Hidup Prasejahtera

    “Mereka tak punya apapun untuk hidup, dan tak punya apapun untuk dimakan. Akhirnya mereka pergi ke Bangladesh. Di tengah jalan mereka tetap menemui berbagai kesulitan karena mereka tak punya apapun sementara harus melewati hutan dan gunung untuk sampai ke Bangladesh,” kata Hamid Rahman, gurunya yang menerjemahkan langsung cerita Khaled kepada Tim ACTNews pada Kamis awal Maret lalu.

    Foto: Sepakbola menjadi kegiatan kesukaan anak-anak dalam mengisi waktu luang.

    Sebelum datang ke Bangladesh, Khaled yang kini berusia 12 tahun dan saudaranya juga sempat tinggal di pengungsian. Namun, suasana berbeda ia rasakan ketika pindah ke Rumah Yatim Dermawan yang telah dipersiapkan sejak 2017 oleh ACT di Padua, Distrik Chittagong, Bangladesh. Ia merasa lebih senang tinggal di sana dan mengisi rutinitasnya sebagian besar dengan belajar.

    Baca Juga: Sah, PNS Kerja dari Rumah Sampai 31 Maret 2020

    “Dia senang tinggal bersama anak-anak Rohingya dan anak-anak yatim Bangladesh lainnya di rumah yatim. Setelah subuh dia akan belajar Alquran. Kemudian sekolah sampai asar diselingi satu kali istirahat. Pulang sekolah, murid-murid dapat freetime. Biasanya ia akan bermain sepak bola sampai menjelang magrib. Selepas salat magrib belajar matematika dan bahasa Inggris, dan setelah isya belajar sendiri sampai waktunya tidur jam 10 malam,” ujar Hamid. Bahasa Inggris adalah pelajaran favorit Khaled sejauh ini.Meskipun lebih bahagia di rumah yatim, status Khaled  di Bangladesh tetaplah pengungsi. Dia berharap bisa kembali ke desa kecilnya di Buthiadung dan kembali mendapatkan hak sebagai manusia seutuhnya di sana.

    Baca Juga: Makanan Khas Pekanbaru

    “Sebagai pengungsi yang tinggal di Bangladesh, tentunya dia merasa kurang nyaman. Dia merasa ingin hidup sebagai manusia dengan segala haknya, seperti manusia-manusia lain di dunia ini. Dia berharap bisa pulang ke negaranya dengan segala haknya kembali secara penuh,” kata Hamid.

    Tidak hanya kembali ke desanya, Khaled juga membawa mimpi besar. Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia berkeinginan untuk mengabdi kepada masyarakatnya. Mengingat masyarakat Rohingya kini hidup menderita.“Masyarakatnya (etnis Rohingya) sangat menderita dan tinggal di tenda-tenda pengungsian dan itu sangat tidak mudah bagi masyarakatnya. Jadi setelah menyelesaikan pendidikannya, ia ingin mengabdi pada masyarakatnya dengan sebaik mungkin,” jelad Hamid.

    Baca Juga: Tempat Wisata di Riau

    Rumah Yatim Dermawan tempat Khaled tinggal diresmikan pada Kamis (5/3) lalu. Rumah yatim itu mampu menampung hingga 300 anak. Sebagian dari mereka adalah yatim Rohingya dan sebagian yang lain adalah yatim Bangladesh.

    Kini total ada 150 orang yang tinggal di asrama yang setiap ruangannya sudah mulai diisi dengan perlengkapan. Mulai dari lemari, tempat tidur susun, meja belajar. Per kamarnya, dapat digunakan 8 sampai 10 anak.

    Rumah Yatim Dermawan yang dibangun di atas tanah wakaf ini merupakan bentuk kepedulian masyarakat Indonesia terhadap pendidikan pengungsi anak Rohingnya. Melalui program-program Solidaritas Kemanusiaan Dunia Islam (SKDI), ACT terus memberikan dukungan kemanusiaan bagi pengungsi Rohingnya. (LK/Rls)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Kebahagiaan Khaled Melanjutkan Hidup di Rumah Yatim Dermawan
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar