Daftar Isi
LancangKuning.com - Mungkin diantara kalian belum mengetahui akibat yang di sebabkan oleh depresi pada lansia, depresi dapat diartikan sebagai sebuah gangguan mental terhadap diri seseorang yang dirinya merasa tertekan atau bosan dengan hal di lakukannya atau kesehariannya. Dan parahnya depresi akan membuat hidup seseorang menjadi turun dari segi percaya diri hingga menurunnya kualitas pada dalam hidupnya.
Penyakit yang melibatkan tubuh, suasana hati, dan pikiran dan yang memengaruhi cara seseorang makan, tidur, merasakan dirinya sendiri, dan memikirkan berbagai hal. Depresi tidak sama dengan suasana hati biru yang lewat. Ini bukan pertanda kelemahan pribadi atau suatu kondisi yang dapat dihilangkan. Jika melakukan perawatan dengan baik dan benar nantinya akan menimbulkan efek yang positif bagi seluruh kalangan.
Baca juga : Tempat Wisata di Pekanbaru
Tanda-tanda dan gejala depresi termasuk kehilangan minat dalam kegiatan yang dulunya menarik atau menyenangkan, termasuk seks; kehilangan nafsu makan kehilangan ekspresi emosional pengaruh datar perasaan terus-menerus tertekan hingga bimbang, pesimisme, rasa bersalah, tidak berharga, atau tidak berdaya; penarikan sosial; kelelahan yang tidak biasa, tingkat energi rendah, perasaan melambat gangguan tidur atau susah untuk bangun pagi atau membuat keputusan kegelisahan atau lekas marah yang tidak biasa masalah fisik yang persisten seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, atau nyeri kronis yang tidak respons terhadap pengobatan, dan pikiran akan kematian atau bunuh diri atau upaya bunuh diri.
Tipe utama dari depresi disebut depresi berat, distrofiia, dan penyakit bipolar penyakit manik-depresi. Orang yang sudah melalui kegiatan yang mengakibatkan merugikan (pengangguran, berkabung, trauma psikologis) mudah akan mengalami depresi. Depresi, pada gilirannya, dari depresi akan mengakibatkan stres yang berlebihan dan akan membuat fisik seseorang akan down.
Baca juga : Konsep Teori Gestalt
Pendekatan komunitas untuk menghindari depresi termasuk dalam meningkatkan diri untuk dapat memahami hal-hal yang positif terhadap depresi yang nantinya para lansia tidak stress. Intervensi untuk orang tua dari anak-anak dengan masalah perilaku dapat mengurangi gejala depresi orang tua dan meningkatkan hasil untuk anak-anak mereka. Program latihan untuk lansia juga bisa efektif dalam pencegahan depresi.
Ada pengobatan yang efektif untuk depresi sedang dan berat. Pihak dinas kesehatan mungkin akan memberikan pelayanan yang terbaik apabila ada seseorang yang terkena depresi atau obat antidepresan. Nantinya perawatan akan berbeda dalam termasuk perawatan psikologis yang disampaikan oleh profesional dan terapi awam yang diawasi. Antidepresan dapat obat yang manjur dalam pengobatan tetapi bukan pengobatan lini penyakit depresi yang tidak parah.
Mereka tidak boleh cara penggunaannya secara ilegal yang nantinya akan mengakibatkan timbul penyakit baru maka dari itu penggunaannya harus dengan sangat hati-hati. Selama episode-episode ini, orang tersebut mengalami suasana hati yang tertekan, kehilangan minat dan kenikmatan, dan berkurangnya energi. Banyak orang dengan depresi juga menderita gejala kecemasan, gangguan tidur dan nafsu makan, dan mungkin memiliki perasaan bersalah atau harga diri yang rendah, konsentrasi yang buruk dan bahkan gejala yang tidak dapat dijelaskan dengan diagnosis medis.
Baca juga : Tempat Wisata di Riau
Yang cara penyembuhan nya meliputi dari tingkat dari depresi tersebut yang nantinya akan dapat di golongkan. Seseorang akan kesulitan untuk melakukan kegiatan sehari-hari serta kegiatan sosial. Selama episode depresi yang parah, penderita tidak mungkin dapat melanjutkan kegiatan sosial, pekerjaan atau domestik, kecuali sampai batas tertentu. tipe depresi ini akan meliputi beberapa komponen yang di golongkan secara normal. Episode manik melibatkan suasana hati yang meningkat atau mudah tersinggung, aktivitas berlebihan, tekanan bicara, peningkatan harga diri dan penurunan kebutuhan untuk tidur.
Lansia salah satu contoh yang paling mudah terkena depresi yang dapat di contohkan dengan emosi yang tidak dapat terkontrol dengan benar, dan para lansia juga dapat berperilaku aneh. Untuk mencegah lansia terkena depresi adalah dengan cara selalu mendampingi lansia dalam untuk mengisi waktu luang mereka dan serta menjelaskan bahwa depresi bukanlah sebuah penyakit yang berbahaya. Dan juga harus memberi dukungan terhadap lansia untuk beraktivitas dengan semestinya dan harus tulus jika seandainya lansia tersebut terkena depresi.(Daru)
Komentar