Daftar Isi
LancangKuning.com - Prototyping perangkat lunak adalah sebuah aktivitas dalam membuat purwarupa sebuah aplikasi perangkat lunak. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam membuat serta mengembangkan sebuah perangkat lunak. Sebuah purwarupa biasanya hanya merepresentasikan sedikit aspek, dan kemungkinan berbeda jauh dari produk akhir.
Prototyping perangkat lunak memiliki beberapa keuntungan, seperti sang designer perangkat lunak bisa mendapatkan umpan balik dari user pada awal pembuatan projek. Klien bisa melakukan evaluasi apakah purwarupa yang dibuat memenuhi spesifikasi dari klien. Hal ini juga dapat berguna bagi developer perangkat lunak untuk dapat menentukan estimasi waktu pengerjaan projek.
Tujuan dari prototyping perangkat lunak adalah agar user atau klien dapat mengevaluasi pengajuan design aplikasi dari sang developer dengan mencobanya secara langsung dibandingkan hanya membayangkan dan mengevaluasi dari deskripsi saja. Prototyping perangkat lunak memudahkan dalam memahami fungsi – fungsi dari perangkat lunak beserta potensi permasalahannya.
Baca Juga : Tempat Wisata di Riau
Garis Besar Proses Prototyping
Proses dalam melakukan prototyping perangkat lunak memiliki langkah – langkah sebagai berikut:
-
Identifikasi persyaratan dasar
Tentukan kebutuhan – kebutuhan dasar dari perangkat lunak, seperti input dan output dari informasi yang diinginkan. Hal – hal detail, seperti keamanan, biasanya dapat dihiraukan dalam proses prototyping perangkat lunak.
-
Membuat purwarupa awal
Pengembangan purwarupa awal hanya berupa user interface.
-
Ulasan
Klien mendapat presentasi dan menganalisa hasil purwarupa awal, dan memberikan masukan untuk kemungkinan perubahan.
-
Revisi dan peningkatan purwarupa
Masukan yang diberikan klien dari proses sebelumnya dapat digunakan untuk mengembangkan lagi spesifikasi serta purwarupa perangkat lunak. Jangkauan dari kontrak dari pembuatan produk mungkin diperlukan, sehingga biasanya terjadi negosiasi dalam perubahan atau penambahan. Jika memang perubahan harus dilakukan, maka ulangi proses ke-3 dan ke-4.
Baca Juga : Akreditasi Jurusan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pekanbaru Medical Center
Keuntungan Prototyping Perangkat Lunak
Ada banyak keuntungan dalam melakukan prototyping dalam pengembangan perangkat lunak, beberapa mungkin terlihat jelas, dan beberapa bersifat abstrak.
-
Mengurangi biaya dan waktu
Melakukan prototyping perangkat lunak dapat meningkatkan kualitas dari spesifikasi yang disediakan kepada developer. Dikarenakan perubahan memerlukan biaya yang lebih besar jika dilakukan pada akhir pengembangan. Jika dapat memastikan spesifikasi yang benar – benar klien inginkan lebih awal, dapat mempercepat serta membuat biaya lebih murah.
-
Keterlibatan klien meningkat
Proses prototyping perangkat lunak membutuhkan keterlibatan klien. Klien dapat melihat dan berinteraksi dengan purwarupa perangkat lunak, sehingga mereka dapat langsung memberikan masukan serta perubahan pada spesifikasi. Dikarenakan klien dapat menganalisa dan memberikan masukan secara langsung tentang purwarupa perangkat lunak kepada developer, memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahpahaman serta miskomunikasi dikarenakan kedua belah pihak percaya bahwa mereka memahami apa yang masing – masing inginkan.
Oleh karena klien lebih mengetahui apa yang mereka inginkan dibanding orang lain yang ada pada tim pengembangan, peningkatan keterlibatan klien dapat meningkatkan kualitas dari produk final. Hasil final produk harus dapat memuaskan sang klien.
Kekurangan Prototyping Perangkat Lunak
Menggunakan, atau mungkin salah penggunaan dari proses prototyping perangkat lunak, dapat memiliki kekurangan seperti berikut:
Baca Juga : Tempat Wisata di Pekanbaru
-
Kurangnya analisis
Terlalu fokus pada prototyping dapat mengalihkan fokus developer dalam menganalisa secara benar hasil final projek. Ini dapat menyebabkan pencarian solusi yang tidak diperlukan, persiapan yang tidak matang atas spesifikasi atau konversi purwarupa ke hasil final yang dikerjakan dengan buruk dan sulit dipelihara. Dikarenakan prototyping hanya berfokus pada fungsi produk, hal ini mungkin tidak akan cocok jika digunakan sebagai hasil final, yang mungkin tidak disadari oleh developer jika mereka terlalu fokus pada pembuatan prototype sebagai model.
-
Kesalahpahaman klien terhadap purwarupa dan hasil akhir
Klien mungkin dapat memikirkan bahwa purwarupa adalah hasil sebenarnya yang hanya perlu diselesaikan dan diperbaiki sedikit (Sebagai contoh, mereka mungkin tidak sadar akan pentingnya penambahan fitur keamanan yang tidak ada pada purwarupa). Ini dapat menyebabkan klien mengira bahwa hasil akhir akan benar – benar menyerupai purwarupa yang tentunya bukan maksud dari developer. Klien juga dapat menjadi terikat pada fitur yang disertakan dalam purwarupa sebagai pertimbangan dan ternyata akhirnya dihapuskan pada spesifikasi untuk produk final.(Athallah)
Komentar