Korban Banjir Bengkulu Nikmati Hidangan Humanity Food Truck

Foto: ACT

LancangKuning.Com, BENGKULU – Humanity Food Truck dari Global Zakat-Aksi Cepat Tanggap (ACT) pada Kamis (2/5) ini memulai aksi pertamanya di lokasi banjir Bengkulu, Provinsi Bengkulu. Setelah menempuh perjalanan dari Humanity Distribution Center di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, truk berdapur ini tiba di Posko ACT di Bengkulu dalam waktu 48 jam.

Witri dari tim Humanity Food Truck di banjir Bengkulu mengatakan, truk telah berangkat ke Desa Taba Terujam, Kecamatan Karang tinggi, Bengkulu Tengah, sejak Kamis (2/5). Wilayah ini merupakan salah satu desa yang terdampak banjir dengan ketinggian air di permukiman hingga menyentuh atap.

“Hari ini merupakan aksi pertama Humanity Food Truck di Bengkulu, truk ini datang bersama truk logistik yang berangkat dari HDC di Bogor. Kami akan menyediakan makanan siap santap bagi warga terdampak banjir,” jelas Witri, Kamis (2/5).

Proses masak yang dibantu tim dari Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) ini akan menyediakan seribu porsi makanan siap santap. Menu yang diberikan berupa nasi putih dengan lauk ayam berbumbu, mi goreng, tahu, sayuran, sambal, dan air mineral.

Seribu porsi yang tersedia pada sore ini akan segera didistribusikan kepada warga yang telah kembali ke rumahnya masing-masing karena air sudah mulai surut di beberapa titik. Warga yang masih bertahan di rumah kerabat untuk mengungsi juga akan diberikan makanan siap santap ini.

Di Desa Taba Terujam, ratusan rumah warga terendam. Tak ada korban jiwa, namun kerugian warga ditaksir mencapai puluhan juta rupiah. Banyak warga yang kehilangan harta-benda di rumah karena tak sempat menyelamatkannya saat banjir datang tiba-tiba. “Kini warga menjemur hasil kebunnya karena banyak yang terendam saat banjir,” tambah Witri.

Setelah Taba Terujam, Humanity Food Truck dari Global Zakat-ACT ini akan menyambangi wilayah Kepahiang pada Jumat (3/5) esok. Seribu porsi juga akan dimasak untuk memenuhi kebutuhan makanan siap santap warga. Sampai hari ini, kondisi Bengkulu belum pulih, masih terdapat beberapa titik yang tergenang air. (LKC)