Daftar Isi
Petani sedang memuat TBS Sawit sebelum dibawa ke PKS.(ft:nia-lancangkuning.com)
LANCANGKUNING.COM, PEKANBARU-Musim kemarau saat ini sebabkan sawit-sawit plasma dan milik pribadi para petani mulai mengalami trek. Kondisi trek ini hampir setiap tahun terjadi, ditandai dengan turunnya produksi sawit yang berangansur dari hari ke hari di Kecamatan Siberdida, Kabupatem Inhu wilayah Provinsi Riau.
Fenomena El Nino juga menjadi pemicu turunnya produksi kelapa sawit, kekeringan yang terjadi di rawa-rawa dan parit sekitar sawit, serta pokok-pokok sawit yang mulai kehabisan cadangan air. Hal ini juga memicu keterlambatan pada kematangan sawit.
Sebelumnya penurunan produksi sawit masih di batas aman sekitar 9 persen, namun dari pengakuan pemilik kebun kelapa sawit saat di konfirmasi oleh tim lancangkuning.com, penurunan produksi sawit sudah melebihi dari angka sebelumnya, dan kini sudah turun sebanyak 20 persen sejak hari Minggu lalu.
“Kalau saat ini, per hektar nya dalam satu bulan hanya dapat 2 ton, itu dalam tiga kali panen setiap sepuluh hari sekali. Sekali panennya dapat sekitar 5 sampai 7 kwintal,” ucap Sultana yang juga memiliki kebun sawit plasma pada Rabu (4/10/2023).
Dari keterangan pemilik kebun sawit plasma, penurunan produksi yang di alami paling rendah hanya sekitar 25 persen saja, tidak sampai separuhnya karena pemeliharaan dan pupuk dilakukan secara maksimal.
Ia juga menambahkan jika kondisi normal, biasanya dalam satu bulan bisa mendapat 3 ton lebih per hektar nya.
“Sekarang produksi sawit emang turun, satu hektarnya sekali panen dapat sekitar 9,5 kwintal. Kalau sebelumnya bisa dapat 1.2 ton per hektar nya,” ungkap riyo pemilik kebun sawit pribadi.
Menurutnya, penurunan produksi sawit ini akan terus berlanjut hingga datang musim penghujan. Yang mana pada tahun 2019 lalu, dengan pendapatan produksi sawit sekitar 0,8 ton per hektar. Penurunan produksi sawit juga turun mencapai 37 persen dengan perawatan dan pemeliharaan yang sama.
Dengan kondisi seperti ini, pemilik kebun harus lebih ekstra dengan perawatan dan pupuk dalam menghadapi musim trek, hal ini di upayakan agar produksi sawit tidak anjlok.
Jika tidak dilakukan pemeliharaan yang rutin, penurunan produksi sawit bisa mencapai 40 hingga 60 persen. Dengan total pendapatan buah kelapa sawit sebanyak 4 kwintal per hektar dalam satu kali panen.(nia)
Komentar