Daftar Isi
Situasi pada saat Berlangsungnya Aksi Tolak Relokasi Penduduk Rempang yang Berujung Ricuh (ft:liputan6.com)
LANCANGKUNING.COM,PEKANBARU-Persoalan yang terjadi di Rempang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau juga menuai kritik dari mahasiswa Universitas Riau asal Kepulauan Riau.
Salah satunya datang dari Erma Saprita, mahasiswa Unri yang berasal dari Kota Batam. Menurutnya pembangunan Rempang ECO City hanya menimbulkan ketimpangan antara hak masyarakat dengan kepentingan pemerintah.
"Jangan sampai Melayu hilang di Rempang. Karena, Rempang merupakan identitas dan jati diri mereka sebagai orang Melayu pesisir.
Sementara persoalan yang terjadi di Rempang saat ini masih terjadi aksi masyarakat menolak keberadaan Eco City.
Sehingga terjadinya bentrok antara pihak aparat keamanan dengan warga, Batam, Kepulauan Riau, Senin (11/9/2023).
Mengutip Antara, terpantau sejumlah warga melempar batu, kayu hingga molotov ke arah Kantor BP Batam. Tidak hanya itu, beberapa warga juga merusak pagar gedung. Hal ini mengakibatkan beberapa petugas dan karyawan BP Batam terluka akibat terkena lemparan batu. Mereka langsung dibawa ke klinik yang berada di dalam kantor BP Batam untuk mendapat perawatan.
Melihat masa aksi yang mulai ricuh, membuat petugas keamanan melepaskan gas air mata dan water canon ke arah kerumunan massa. Tindakan ini dilakukan untuk membubarkan massa aksi demi meredakan aksi yang telah ricuh.
Terdapat sejumlah tuntutan yang disampaikan oleh massa aksi. Beberapa di antaranya adalah menolak relokasi 16 kampung tua, dan mendesak kepala BP Batam dicopot.(rana)
Komentar