Daftar Isi
Foto: Ilustrasi penusukan (Istockphoto/ Ilbusca)
Lancang Kuning, MAKASSAR -- Kepolisian mengungkap pelaku pembunuhan sopir angkutan umum di Makassar, Sulawesi Selatan, adalah seorang oknum anggota TNI. Kejadian tersebut dipicu kesalahpahaman sehingga terjadilah cekcok yang berujung pada tewasnya Basunu alias Gilang (50).
"Pelaku diduga anggota TNI. Sudah diamankan oleh pihak POM sesuai dengan kitab hukum pidana militer,'' kata Kasi Humas Polrestabes Makassar, AKP Lando KS, Sabtu (5/3), dilansir CNN Indonesia.
Lando menjelaskan Korban mengalami luka tusuk di bagian tubuh korban dan meninggal dunia.
"Motif sementara, akibat adanya kesalahpahaman antara keduanya. Korban meninggal dunia dan jenazahnya telah dibawa ke rumah sakit," jelasnya.
Kepala Penerangan Kodam XIV/Hasanuddin, Kolonel Inf Rio Purwantoro menerangkan bahwa oknum anggota TNI berinisial DJ (51) berpangkat Serma yang terlibat cekcok hingga korban tewas dengan luka tusukan disebabkan karena adanya kesalahpahaman. Keduanya tidak memiliki latar belakang masalah sebelumnya.
"Jadi Serma DJ malam itu hendak lewat lalu, namun Basunu ini sementara memperbaiki mobil di jalan depan rumahnya. Sehingga anggota TNI ini menegur agar kendaraannya agak ke pinggir, karena mau lewat. Tapi teguran itu tidak diterima kemudian terjadilah cekcok," jelas Rio.
Lebih lanjut, Rio menerangkan, korban mengejar dan menyerang Serma DJ dengan menggunakan pisau dan kunci roda hingga Serma DJ mengalami luka di bagian kepala. Serma DJ sempat menangkis saat akan ditusuk oleh Basunu dengan pisau yang dibawanya.
"Serma DJ akan ditusuk tetapi ditangkis dan mengenai rahang atas. Karena terdesak dia membela dirinya kemudian merampas pisau milik Basunu lalu menusuknya tepat di ulu hati hingga terkapar. Serma DJ jatuh pingsan," ungkapnya.
Serma DJ mengalami luka robek di bagian wajahnya dan sementara dalam perawatan medis di rumah sakit. Sedangkan, Basunu tewas dengan luka tusukan di bagian badannya dan telah berada di ruang jenazah Dokpol Polda Sulsel untuk di autopsi.
"Perselisihan ini motifnya diduga kesalahpahaman, karena antara oknum anggota TNI dan pelaku pengejaran tidak pernah ada permasalahan sebelumnya. Tiba-tiba ketemu di lorong. Kita pun berharap semua pihak tidak terpancing dan terprovokasi dengan peristiwa ini, permasalahan saat ini sudah ditangani oleh Pihak Polisi Militer (Denpom XIV/4 Makassar) dan Kepolisian setempat, jadi sementara dalam proses pemeriksaan lebih lanjut," jelasnya.
Komentar