Daftar Isi
LancangKuning - konsep dasar sistem pengendalian manajemen meliputi sistem kendali manajemen, Elemen Sistem Pengendalian Manajemen dan Faktor Sistem Pengendalian Manajemen
Sistem
Sistem merupakan tata letak yang biasanya dilakukan berulang-ulang. Ciri sistem adalah koheren, berpola, terkoordinasi, dan terdiri dari beberapa langkah terkoordinasi untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem disusun untuk masalah yang memiliki masalah sistematis.
Sistem ini terdiri dari dua jenis, yaitu sistem formal dan sistem informal. Sistem formal merupakan sistem yang mendukung kewenangan dimana sistem formal memperjelas struktur kebijakan dan prosedur yang harus diikuti oleh anggota organisasi. Sedangkan sistem informal merupakan sistem dengan dimensi hubungan interpersonal yang tidak berada dalam sistem formal.
- Penilai/penilai adalah alat untuk menilai signifikansi dari apa yang terjadi dalam kontrol.
- Detektor/Sensor adalah alat untuk mengidentifikasi apa yang sebenarnya terjadi dalam proses pengendalian dalam organisasi.
- Effector/Executor merupakan alat yang mendorong tindakan tertentu yang dinyatakan oleh asesor tidak sesuai dengan standar.
- Jaringan komunikasi/
- jaringan komunikasi: transmisi informasi dari detektor dan penilai atau penilai dan efektor.
Jika prinsip diterapkan dalam organisasi, maka pendeteksi melakukan pekerjaan yang terjadi, kemudian menilai apa yang terjadi dengan aturan yang berlaku, yang terjadi tidak sesuai dengan standar, efektor akan mengambil tindakan tertentu agar sesuai dengan yang diharapkan. Unsur ketiga harus dilayani oleh jaringan komunikasi yang baik.
Sistem kendali manajemen
Sistem kendali yang menjamin sumber daya dan digunakan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan perusahaan. Definisi lain, asumsi manajemen adalah suatu sistem yang memuat data bagi setiap orang di perusahaan untuk menerapkan dan mengendalikan kemungkinan asumsi tertentu.
Faktor Sistem Pengendalian Manajemen
Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem manajemen adalah:
1. Ukuran dan aplikasi perusahaan
Perbedaan ukuran dan tingkat penyebaran perusahaan dapat menjadi faktor yang mempengaruhi sistem manajemen. Karena penerapannya di perusahaan besar berbeda dengan perusahaan kecil. Perbedaan ini akan menentukan kualitas dan kesalahan yang dimaksud.
2. Sifat dan distribusi operasi
Sifat dan distribusi yang tepat mempengaruhi sistem manajemen perusahaan untuk membuat strategi atau pengambilan keputusan.
Contoh sistem pengendalian manajemen yang dibangun sesuai dengan sifat dan pembagian operasinya adalah jamu yang memiliki banyak jenis produk, sehingga perancangan dan penerapan sistem harus dilihat apakah dapat dibuat berdasarkan produk atau tidak.
3. Jenis Pusat Tanggung Jawab
Berbagai pusat tanggung jawab dalam sistem manajemen perusahaan yang berbeda. Ini untuk menentukan apakah kinerja pusat pertanggungjawaban harus didasarkan pada perkiraan biaya atau investasi, tergantung pada jenis pusat pertanggungjawaban.
Sebagai pebisnis, Anda harus memahami sistem pengendalian manajemen. Mungkin bisa diterapkan di bisnis Anda untuk berkembang. Selain itu, agar bisnis Anda berkembang dengan baik, Anda juga harus bisa membiayainya dengan baik. Agar laporan keuangan bisnis dapat dibuat dengan cepat dan mudah, sebaiknya gunakan software akuntansi untuk melakukannya.
4. Struktur organisasi, delegasi dan desentralisasi
Struktur organisasi, delegasi dan desentralisasi ini sangat mempengaruhi rancangan sistem manajemen. Organisasi pengambilan keputusan dan pengawasan perusahaan. Sedangkan tingkat pendelegasian dan desentralisasi dalam suatu perusahaan harus disesuaikan dengan tantangan lingkungan yang terus berubah dan peluang yang mungkin ada.
Contoh sistem kendali karena faktor ini adalah struktur atau filosofi manajemen Bank Negara India yang harus berbeda dengan yang dimiliki Perusahaan Dagang Negara. Perbedaan desain manajemen antara sistem manajemen dan sistem manajemen disebabkan oleh faktor organisasi, pendelegasian dan desentralisasi.
Elemen Sistem Pengendalian Manajemen
Unsur-unsur dalam sistem ini meliputi unsur detektor, penyeleksi, efektor dan komunikator. Proses ini dimulai dari pendeteksi ketika mencari informasi tentang suatu bentuk aktivitas. Deteksi tersebut berupa suatu sistem informasi, baik informasi formal maupun informal, yang selanjutnya dapat dilakukan kepada pimpinan tentang apa yang terjadi dalam suatu kegiatan.
Setelah informasi berhasil, nilai di dalamnya akan dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan, kemudian dievaluasi. Proses perbaikan ini akan dilakukan secara efektif, sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diubah sehingga mampu mengikuti berbagai kriteria yang telah ditentukan. (Farida)
Komentar