Trump Takkan Hadiri Pelantikan Biden

Daftar Isi

    Foto: Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) dan Ketua DPR AS dari Partai Demokrat Nancy Pelosi. (AFP/MANDEL NGAN, SAUL LOEB) 

    Lancang Kuning, WASHINGTON DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memastikan ia takkan hadir pada pelantikan rivalnya, Joe Biden, 20 Januari nanti. "Bagi siapa pun yang bertanya, saya tidak akan datang pada Inaugurasi di 20 Januari," ujar si presiden di Twitter. Adalah Wakil Presiden Mike Pence yang dikabarkan bersiap untuk datang. Tapi, dia menunggu untuk mendapat undangan.

    Sumber kepada CNN, Jumat (8/1/2021) waktu setempat, menuturkan, Pence mendapat tekanan dari sekelilingnya untuk datang pada pelantikan Biden. Pada Kamis (7/1/2021), kantor Pence menegaskan bahwa orang nomor dua di AS saat ini tersebut belum terkonfirmasi sebagai tamu undangan. "Anda tentu tidak bisa mendatangi sebuah acara jika Anda tidak diundang," ujar Wakil Sekretaris Pers Pence, Devin O'Malley.

    Sementara Paige Waltz, Juru Bicara Komisi Kongresional Gabungan untuk Seremonial Inaugurasi mengatakan, presiden dan wakilnya biasa tak diundang secara formal. Sumber dari komisi mengungkapkan, undangan kepada presiden dan wakil presiden yang akan lengser biasanya dikirimkan di level staf.

    Sebelumnya, dalam video yang diunggah di Twitter, Trump menyiratkan untuk pertama kalinya ia mengakui kemenangan Biden. "Pemerintahan baru bakal dilantik pada 20 Januari. Fokus saya sekarang adalah memastikan transisi kekuasaan secara mulus, teratur, dan sesuai hukum," jelasnya. Sumber di Gedung Putih mengatakan, presiden 74 tahun itu merekam pidatonya karena menghadapi berbagai serangan. Selain para pejabatnya mengundurkan diri, Trump mendapat tekanan karena Demokrat kembali bersemangat untuk memakzulkannya.

    Diblokir

    Raksasa media sosial Facebook dan Twitter akhirnya memblokir akun Donald Trump. Facebook menyatakan menutup akun itu "tanpa batas waktu" dan Twitter membekukan akun selama 12 jam. Setelah serangan massa pendukung Donald Trump ke Capitol pada Rabu (6/1/2021) malam, raksasa media sosial seperti Facebook dan Twitter bereaksi menutup akses ke akunnya. Presiden AS dinilai menyebarkan kebohongan dan menyulut kerusuhan dan penyerangan ke Kongres AS di Capitol, ketika anggota Kongres sedang bersidang untuk mengesahkan kemenangan Joe Biden dalam pemilu presiden.

    Twitter mengunci akun Donald Trump yang memiliki 88 juta pengikut selama 12 jam. Twitter Safety menulis, langkah itu diambil karena "pelanggaran berat dan berulang kali terjadi terhadap kebijakan Integritas Sipil kami." Twitter juga meminta penghapusan tiga konten dari Donald Trump, termasuk video, dan memperingatkan, "jika twit tidak dihapus, akun akan tetap terkunci."  Twitter kemudian melaporkan, unggahan itu sudah dihapus oleh pemilik akun dan diperingatkan bahwa pelanggaran lebih lanjut terhadap aturan Twitter akan mengakibatkan pembekuan akun secara permanen.

    Sementara Facebook bereaksi lebih keras dan mengatakan pihaknya telah memblokir akun Donald Trump "tanpa batas waktu,’ termasuk akun di Instagram. Direktur Utama dan pendiri Facebook Mark Zuckerberg dalam sebuah postingan mengatakan, "Selama beberapa tahun terakhir, kami telah mengizinkan Presiden Trump untuk menggunakan platform kami sesuai aturan kami, terkadang menghapus konten atau melabeli postingan yang melanggar kebijakan kami. Kami melakukan ini karena kami yakin bahwa publik memiliki hak atas akses seluas mungkin ke pidato politik, bahkan pidato kontroversial. Tapi, konteks sekarang ini secara fundamental berbeda, yang melibatkan penggunaan platform kami untuk menghasut pemberontakan dengan kekerasan terhadap pemerintah yang dipilih secara demokratis."

    Selanjutnya Marc Zuckerberg menulis, "Kami percaya risiko mengizinkan Presiden untuk terus menggunakan layanan kami selama periode ini terlalu besar. Karena itu, kami memperpanjang pemblokiran yang kami berlakukan di akun Facebook dan Instagramnya tanpa batas waktu dan setidaknya selama dua minggu ke depan hingga transisi kekuasaan damai selesai."

    Penyedia layanan e-commerce Shopify juga menutup akses toko online yang menyediakan aneka ragam memorabilia Trump. Dalam sebuah pernyataan yang disebarkan ke pers dan media disebutkan, "Shopify tidak menolerir tindakan yang menghasut kekerasan. Berdasarkan peristiwa baru-baru ini, kami telah menetapkan bahwa tindakan Presiden Donald J Trump melanggar kebijakan penggunaan platform kami, yang melarang promosi atau dukungan organisasi, platform, atau orang yang mengancam atau membenarkan kekerasan. Akibatnya kami menghentikan akses toko yang berafiliasi dengan Presiden Trump." Tak lama setelah pernyataan itu dirilis, situs shop.donaldjtrump.com dan trumpstore.com tidak bisa diakses lagi.

    Tak mau ikut campur

    Terpisah, Presiden terpilih AS, Joe Biden, pada Jumat (8/1/2021) waktu setempat mengindikasi kuat, dia tidak mau ikut campur soal urusan pemakzulan Donald Trump. Politisi Demokrat itu berkata, cara tercepat untuk melengserkan Trump adalah menunggu transisi selesai dua minggu ke depan. "Cara tercepatnya adalah kami dilantik pada tanggal 20," kata Biden merujuk pada pelantikannya 20 Januari mendatang.

    "Apa yang akan terjadi sebelum atau sesudahnya, keputusan itu akan dibuat oleh Kongres. Tapi itulah yang saya nantikan: dia meninggalkan jabatannya," lanjut Biden dikutip dari AFP. Biden berbicara di hadapan wartawan di kampung halamannya, Wilmington, dua hari setelah kerusuhan Gedung Capitol oleh massa pro-Trump.

    Para petinggi Demokrat di Kongres sedang mencoba memakzulkan Trump lagi dari masa kepresidenannya.  Sejauh ini baru ada sedikit dukungan dari kalangan Republik, meski mereka juga mengecam keras perilaku Trump.

    Ini adalah reaksi pertama Biden tentang agenda pemakzulan Trump, atau wacana pengaktifkan Amendemen Ke-25 oleh Wakil Presiden Mike Pence guna mendepak Trump sebelum masa jabatannya berakhir.

    Diwartakan AFP, keengganan Biden ikut campur soal pemakzulan Trump menandakan dirinya tak ingin memecah-belah rakyat AS. "Kami akan melakukan tugas kami dan Kongres dapat memutuskan bagaimana selanjutnya," ucap Biden. "Usulan untuk mengeluarkannya dari kantor kemarin bukan masalah. Pertanyaannya adalah apa yang terjadi dengan 14 hari tersisa, 13 hari lagi?" tutupnya.

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Trump Takkan Hadiri Pelantikan Biden
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar