Hujan, Menyimpan Cerita

Daftar Isi

    Oleh: Helmi Yani

    Hujan tak ingin (lagi) tampakkan diri saat sang senja ingin hadir. Aku pun tak tau pasti apa sebab demikian.

    Ia lebih suka hadir disaat malam mulai melenakan penduduk bumi atau disaat pagi saat sang mentari ingin melihatkan kilauan cahayanya.

    Bagaimanapun, hujan, senang hadir saat ia ingin hadir, namun kali ini, aku rindu pada rintik hujan saat senja mulai menyongsong.

    Seperti kala dulu, ia menawarkan suasana jiwa yang menenangkan. Dengan awan yang mulai meredup tanpa biasan cahaya, dan sang senja yang malu-malu menampakkan diri. Lantas, hujan mengguyur dengan derasnya.

    Menyegarkan tubuh yang kelelahan seharian bekerja. Tetesan air mengalir dari rambut yang tertata rapi. Turun melewati wajah, pun membasahi pelipis mata. Hujan dengan rintikannya, membuat kedinginan.

    Hujan, hadir dengan berbagai cerita yang ada, kenangan, tentang kerinduan, kesedihan, kegelisahan, ketakutan, kebimbangan, kecemasan. Tentang rasa yang campur aduk. Kenangan bersama hujan, tidak pernah ada habisnya. Begitulah, hujan, memang begitu.

    #hyAzn _@helmiyani89

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Hujan, Menyimpan Cerita
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar