Potret Toleransi Beragama Antara Gereja dan Masjid di Solo

Daftar Isi


    Foto: Masjid dan Gereja yang letaknya berdampingan di Solo. (VIVA/Fajar Sodiq (Solo)


    Lancang Kuning – Toleransi beragama terjalin indah di dua bangunan tempat ibadah yang letaknya berdampingan di Jalan Gatot Subroto Nomor 222 Kratonan, Serengan, Solo. Dua bangunan itu adalah Masjid Al Hikmah dan Gereja Kristen Jawa (GKJ) Joyodiningratan.

    Kerukunan umat dua bangunan tempat ibadah itu telah terjalin sejak puluhan tahun silam. Bahkan, di antara tembok pembatas masjid dan gereja itu terdapat prasasti tugu berbentuk lilin yang menandakan semangat menjaga kerukunan.

    Baca Juga: Tim Gugus Covid-19 Inhil Terus Gelar Pendisiplinan Protkes

    Bahkan, pada momen perayaan Hari Natal kali ini sikap saling toleransi antara dua tempat ibadah itu juga terlihat. Yakni, ketika pihak Takmir Masjid Al Hikmah memutuskan untuk menghilangkan lantunan ayan-ayat suci Alquran menjelang azan.

    Baca Juga: Vanessa Angel Mau Tinggalkan Dunia Hiburan, Ini Alasannya


    "Untuk Magrib dan Isya, kita tidak mengumandangkan suara bacaan Alquran yang biasanya 10 menit sebelum azan. Jadi langsung azan," kata Ketua Takmir Masjid Al Hikmah, Muhammad Nasie Abu Bakar, Kamis, 24 Desember 2020, dilansir LKC dari Viva.co.id

    Lebih lanjut, dia menambahkan, selain menghilangkan lantunan bacaan ayat suci Al Quran sebelum azan, pihak takmir masjid juga mempersingkat durasi waktu azan. Jika biasanya durasi azan dikumandangkan selam lima menit, kini dikurangi menjadi tiga menit.

    "Kita akan perpendek azannya yang biasanya panjang. Yang penting jemaah tahu dan mendengar azannnya," jelasnya.

    Baca Juga: Positif COVID-19, Wajah Dewi Perssik Dipenuhi Ruam Kemerahan


    Nasir mengungkapkan keputusan tersebut diambil untuk menghormati pihak gereja yang melaksanakan ibadah kebaktian Natal. Selain itu juga agar suara yang keluar dari pengeras masjid tidak mengganggu umat Kristiani yang mengikuti kebaktian di gereja tersebut.

    "Ini semua dilakukan untuk menghormati saudara kita yang beribadah di gereja biar tenang khusyuk tidak terganggu dengan suara. Ini yang terpenting," tegasnya.

    Sementara itu, Pendeta GKJ Joyodiningratan, Nunung Istining Hyang mengatakan pada perayaan Natal kali ini, ibadah kebaktian digelar secara online sehingga jemaat tidak hadir ke gereja. Seperti diketahui kebaktian Natal tersebut disiarkan melalui akun Youtuber GKJ Joyodiningratan.

    "Semuanya online, tidak ada yang offline. Sampai tahun baru nanti ibadahnya online," ujarnya. (LK)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Potret Toleransi Beragama Antara Gereja dan Masjid di Solo
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar