Mengenang Penobatan Tengku Arif,SH Al-Haj Sebagai Sultan Indragiri Ke-26

Daftar Isi

    Foto: Istimewa 

    Lancang Kuning, INHU - Kerajaan Inderagiri, daerah wilayahnya pernah berdiri di Kabupaten Indragiri Hulu, kabupaten Indragiri Hilir, dan Kabupaten Kuantan Sengingi Propinsi Riau. Ini merupakan kerajaan Melayu yang memiliki nilai sejarah, nilai tradisi dan nilai budaya warisan pendiri negeri Indragiri.

    Mulai dari sisa-sisa peninggalan kerajaan Indragiri, yang kini dijadikan sebagai daya tarik wisata,  terutama di Kecamatan Rengat, terdapat Danau Raja, rumah tradisional peninggalan masa kerajaan, situs cagar budaya berupa makam, dan gedung istana yang merupakan warisan Kerajaan Indragiri. 

    Berkaitan dengan ini, Lancang Kuning sedikit mengulas penobatan Tengku Arif SH Al-haj bin Sultan Mahmud berdasarkan data yang diperoleh.

    Pada tanggal 1 Januari 1986 Tengku Arif, SH, Al-Haj bin Sultan Mahmud dinobatkan sebagai Sultan Indragiri ke 26 untuk melanjutkan kepemimpinan  ayahandanya (secara adat) Sultan Mahmud Syah,  Sultan Indragiri ke 25.

    Tengku Arif dinobatkan oleh Patih Gagah selaku Datuk Patih yang bergelar Raja Dipadang. Dipauh pauh, di rumah tua yang kini jadi peninggalan Sultan Mahmud di Kota Rengat. 

    Prosesi itu berjalan secara adat kerajaan. Gendang nobat ditabuh berbarengan dengan taburan beras kunyit dan bertih sebagai keabsahan penobatan Raja. Dan, Tengku Arif telah sah bergelar Sultan Indragiri. 

    " Gendang nobat ini merupakan asli gendang nobat dari jaman Sultan Nara Singa yang terbuat dari kulit tuma. Ditabuh oleh pemukul gendang kerajaan dari kampung Tambak," ujar Tengku Parameswara selaku Tengku Mahkota, Sabtu (28/11). 

    Selanjutnya, Sultan Arif mengangkat Encik Umar Syarif (almarhum) sebagai Datuk Tumenggung dan Raja Ahmad (almarhum) sebagai   Mangkubumi serta mengangkat Datuk Sulung(almarhum) sebagai Datuk Paduka.

    Setelah pengangkatan pejabat kerajaan, Sultan Arif ditandu keliling Kota Rengat diiringi oleh Datuk Patih, Datuk Tumenggung, Mangkubumi,  Datuk Paduka, para Batin dan ribuan rakyat rengat keliling kota Rengat hingga berhenti di rumah Datuk Tumenggung.

    Tak cukup sampai disitu saja, Sultan Arif berangkat bersama Patih,  Batin dan Datuk Tumenggung dan pembesar kerajaan lainnya ke Kolam Loyang, Kecamatan Kelayang, Kabupaten Indragiri Hulu untuk besiram layaknya sebagai  penobatan Raja Indragiri.

    Tepat pada tahun 2001, putranya bernama Tengku Parameswara, SH,  bergelar Nara Indra Melaka dikukuhkan oleh Sultan Arif sebagai Tengku Mahkota. Sedangkan Raja Thamsir Rahman bin Raja Abdorrachman juga diangkat sebagai Raja Muda kerajaan Indragiri, Raja Mohammad Yamin SE bin Raja Jaya (almarhum) menjabat sebagai Mangkubumi, Raja Iskandar bin Raja Majid (almarhum) menjadi Sekretaris / Badan Penghubung Sultan di tahun bersamaan. 

    Pada tahun 2005 Encik Syafrizal diangkat menjadi Datuk Tumenggung menggantikan ayahandanya Encik Umar Syarif (almarhum).
    Raja Indragiri Sultan Arif wafat pada tanggal 14 Juni 2016. Kabar duka menggema keseluruh penjuru. 

    Atas musibah itu, Datuk Patih Kerajaan (Patih Majuan) mengukuhkan dan menyematkan keris pusaka kepada Tengku Parameswara (Tengku Mahkota) sebagai Pemangku Sultan Indragiri pada tanggal 11 Februari 2017 hingga kini.

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Mengenang Penobatan Tengku Arif,SH Al-Haj Sebagai Sultan Indragiri Ke-26
    Sangat Suka

    100%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar