Daftar Isi
Foto: Pemberian nutrisi kepada perwakilan tim medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad
Lancang Kuning, PEKANBARU - Menjadi seorang tim medis tentu tidaklah mudah, apalagi di tengah pandemi covid-19 seperti ini. Seperti yang di ceritakan oleh salahsatu dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad kepada tim Rumah Yatim cabang Riau.
Baca Juga: 10 Pulau Terpadat di Dunia, Jawa tidak Termasuk!!
Kepala cabang Rumah Yatim Riau, Ramdan menceritakan, sejak menangani pasien positif covid-19, udah lama dokter tersebut tidak bisa pulang ke rumahnya. Rindu kepada anak dan istri harus dibendung hingga pandemi corona Covid-19 mereda. Ia tak berani pulang ke rumah untuk mengantisipasi virus covid-19 yang bisa saja terbawa olehnya.
Baca Juga: Cerita Jagoan Seksi UFC Dikirimi Foto 'Penis'
"Kita rela berpisah dengan anak dan istri. Kadang ada sedih karena meninggalkan keluarga, tidak pulang ke rumah, takut untuk peluk anak-anak, dan takut tertular," tuturnya kepada Rumah Yatim, Kamis (9/4).
Baca juga: Tempat Wisata di Riau
Berhadapan langsung dengan pasien positif maupun Pasien Dalam Pengawasan (PDP) membuatnya meningkatkan kewaspadaan. Ia tak mau anak dan istrinya juga tertular seandainya ia nekat tetap tinggal di rumah. Selain merasakan ketakutan, Ia pun menceritakan suka duka kepada tim Rumah Yatim saat mengunjunginya di Rumah Sakit.
Baca juga: Tempat Wisata di Pekanbaru
Ia menceritakan, setelah Ia menangani pasien covid-19 mau tidak mau Ia harus segera mandi, meskipun kondisinya tengah malam. Hal itu Ia lakukan untuk antisipasi penyebaran wabah virus corona.
"Setiap kali kita ke pasien kita harus mandi, kalau siang tidak begitu masalah. Tapi kalau kita ke pasien tengah malam, kita harus mandi tengah mlm, kadang sepi dan berkali-kali mandi tengah malam," tuturnya.
Tak hanya itu, Ia pun harus menerima pandangan tetangga dan teman-teman yang mulai menjauhinya. Terkadang, Ia harus berbohong tidak pernah menangani pasien covid-19. Hal itu Ia lakukan semata-mata agar Ia tidak di jauhi dan tidak dituduh sebagai pembawa virus.
"Banyak teman sejawat yang menjauhi saya, bahkan kita di bilang membawa virus. Banyak yang takut mendekat, bahkan kalau pulang tetangga kita ikut-ikutan takut sama kitam kadang kita pun berbohong bahwa saya tidak pernah pegang pasien covid 19 supaya tetangga gak takut dan menjauhi saya," lanjutnya.
Namun tak bisa Ia pungkiri, itulah resiko kerja yang harus dijalaninya dengan lapang dada. Namun perasaan senang itu muncul ketika pasien yang Ia tangani bisa sembuh.
Untuk itu, Ia pun berpesan kepada masyarakat untuk tetap diam dirumah agar bisa memutus rantai penyebaran virus corona.
"Tolong diam dulu di rumah jangan ngumpul-ngumpul dulu. Jika pun ada keperluan keluar rumah tolong pakai masker dan sering cuci tangan. Jika ada masyarakat dengan keluhan demam, batuk, nyeri tenggorokan, tolong jujur jawab pertanyaan petugas. Karna petugus sering kecolongan karena ketidakjujuran pasien," tandasnya. (LK)
Komentar