Harga Besi Bekas Turun, Pengepul di Inhu Ngeluh

Daftar Isi

    Foto: Seorang pekerja besi tua pada saat selesai beraktivitas

    LancangKuning.com, INHU - Tak hanya harga Tandan Buah Segar (TBS) saja yang mengalami penurunan akibat virus Corona. Harga besi bekas beberapa bulan terakhir ini juga turun. Hal ini menjadi buah bibir oleh kalangan warga yang mengais rejeki dari besi tua.  

    Untuk saat ini, harga besi bekas ditingkat pengepul hanya berani membeli dari pekerja diangka Rp 2.500 rupiah per Kg. Yang sebelumnya masih berada diatas harga standar mencapai Rp 3.500 per kg, ujar Yono, pembeli besi tua di Kelurahan Pematang Reba, Kabupaten Indragiri Hulu (14/3/20).

    Baca Juga: Jubir Presiden: Sebagian Besar Rekomendasi WHO Sudah Dijalankan RI

    Selain harga besi bekas, dikatakan Yono (42), barang bekas sejenis lainya seperti logam juga mengalami turun harga. Seperti tembaga perkilogramnya Rp 55 ribu rupiah, yang sebelumnya mencapai Rp 63 ribu rupiah. Besi Kuningan, dulunya mencapai Rp 42.000/kg, kini hanya Rp 38.000/kg.

    Sedangkan untuk alma kaleng, hargan sebelumnya berkisaran Rp 13.000/ Kg. Dan kini hanya menjadi Rp 8.000/kg. Sedangkan Alma mesin bekas dulunya mencapai Rp 12.000/kg kini turun menjadi Rp 11.000/kg.

    Baca Juga: Hari Ini, 7 Hotspot Terpantau di Riau

    " Turunya harga besi bekas dan sejenis lainya terjadi beberapa bulan terakhir ini setelah munculnya penyakit virus Corona, kata pihak perusahaan pabrik kepada kami yang berwirausaha rosokan,"

    " Kalau harga ini tidak ada perubahan naik, dan malah turun terus gimana nasib ekonomi kami. Saya saja sebagai pembeli merasakan dampak ekonomi yang cukup besar. Gimana nasib pemulung yang menumpang nasibnya dari barang bekas," keluhnya.

    Baca Juga: Tempat Wisata di Riau

    Dilangsir dari media detik.com, bahwa pemerintah sepakat untuk memberikan relaksasi untuk impor scrap atau besi tua dan bekas. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan bahan baku untuk membuat billet atau bahan baku baja setengah jadi yang berbentuk balok.

    Hal itu menjadi salah satu kesepakatan dalam rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) siang tadi yang membahas ketersediaan bahan baku bagi industri besi dan baja.

    Baca Juga: Makanan Khas Pekanbaru

    "Terakhir juga diputuskan untuk scrap logam, agar juga dibuat relaksasinya untuk impor. Karena apa, karena kita bisa lihat bahwa kebutuhan scrap logam dalam negeri untuk mendukung hilirisasi dan mendukung produksi dari billet," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (12/2/2020).

    Agus menjelaskan, produksi billet dalam negeri saat ini mencapai 4 juta ton per tahun. Menurutnya jika produksi billet terganggu akan memberikan dampak terhadap defisit neraca perdagangan Indonesia

    "Kenapa sektor baja itu masih memberikan kontribusi terhadap defisit neraca dagang, kita lihat berkaitan billet ya. Impor billet itu naik. Impor billet naik karena apa, karena memang billet yang ada di scrap, billet yang diproses di dalam negeri belum memiliki bahan baku yang cukup. Yang saya sebut scrap logam tadi," terangnya.

    Billet sendiri merupakan bahan baku untuk membuat produk besi dana baja. Jika impor scrap yang menjadi bahan baku billet terganggu maka industri besi dan baja mengisinya dengan impor.

    Sementara menurut Agus, harga billet impor jauh lebih mahal dari billet yang diproduksi dalam negeri. Selisihnya bisa mencapai sekitar US$ 100 per ton.

    "Jadi kalau kebutuhan sisa impor scrap logam 4 juta ton per tahun, maka kalau tidak diproduksi dalam negeri maka akan ada defisit (hanya dari billet) sebesar US$ 400 juta per tahun. Artinya ada opportunity loss bagi industri dalam negeri sebesar US$ 400 juta per tahun," terangnya.

    "Maka, aturan-aturan relaksasi untuk industri dalam negeri bisa mengimpor scrap logam sudah dibahas dan sudah diputuskan dalam ratas," tambahnya.

    Relaksasi impor besi bekas untuk produksi billet ini juga bertujuan untuk meningkatkan utilitas pabrik besi dan baja tanah air. Sebab menurut data Agus utilisasi pabrik besi dan baja RI baik BUMN maupun swasta rata-rata sekitar 50%.

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Harga Besi Bekas Turun, Pengepul di Inhu Ngeluh
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar

    Berita Terkait