Daftar Isi
Foto: Jet Tempur KFX/IFX
LancangKuning.com, Jakarta - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengaku diperintahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan negosiasi ulang untuk pembelian alutsista. Alutsista yang dimaksud adalah proyek pesawat tempur yang bekerja sama dengan Korea Selatan.
Proyek ini bernama Korean Fighter Experimental/Indonesian Fighter Experimental (KFX/IFX). Kedua negara bekerja sama untuk membuat jet tempur.
Baca Juga: Sosok Penggali Kubur yang Dicalonkan Jadi Kades Hingga Menang
Menurut pemberitaan detik.com, proyek ini sudah direncanakan hingga target produksi. Kepala Program KFX/IFX dari PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI Heri Yansyah mengatakan, jumlah pesawat yang akan diproduksi mencapai 168, di mana Korea akan memiliki 120 pesawat dan Indonesia 48 pesawat.
"Perkiraan produksi kita 48 pesawat, Korea 120 pesawat, total 168 pesawat," kata dia kepada detikcom, di Jakarta, Rabu (8/11/2018) lalu.
Baca Juga: Jadwal Siaran Langsung Semifinal BWF World Tour Finals
Pesawat ini disebut-sebut akan memiliki kemampuan khusus. Kemampuan khusus itu salah satunya ialah perusak sistem elektronik musuh atau disebut jammer electronic.
"Dia juga dilengkapi electronic jammer, bisa nge-jam secara elektronik, pernah dengar kan perang elektronik, elektronik lawan bisa kita jam sehingga tidak berfungsi. Merusak sistem elektronik mereka. Ini salah satu keunggulannya," kata Heri.
Heri menerangkan, pesawat yang dikembangkan ini masuk kategori semi siluman. Sebab, pesawat itu sulit dilacak oleh radar namun karena letak senjatanya di luar membuatnya masih bisa terbaca radar.
"Kami sebut semi stealth karena sudah mengikuti siluman walaupun tidak penuh. Karena senjata masih bisa terdeteksi, tapi engine kita design tidak terbaca dari radar depan lawan. Tapi senjata masih kebaca masih, ada panasnya," terangnya.
Baca Juga: Tempat Wisata di Riau
Pesawat supersonik ini juga dilengkapi sistem radar yang bisa menangkap pergerakan lawan dari segala penjuru. Sistem itu juga bisa menangkap pergerakan sejumlah lawan.
"Kemampuan khususnya dia memang multi rule medium, dia menggunakan advance avionik artinya menggunakan radar yang menangkap lawan target di atas dan di bawah. Juga dilengkapi optical targeting system yang sebagai mata bisa menangkap beberapa lawan," ungkapnya.
Soal harga pesawat, saat itu dia mengaku belum bisa menyebutkannya. Sebab, untuk produksi massal akan diatur lagi dalam sebuah kesepakatan.
"Nanti itu kan kalau produksi pesawat, kita jual kan ada harga pesawat, nanti itu ada perhitungan lagi. Tapi beda perhitungan development cost yang lebih mahal, dibandingkan harga pesawat untuk produksi. Kalau produksi kan sudah sertifikasi, tinggal produksi," jelasnya.
Baca Juga: Makanan Khas Pekanbaru
Namun dia menerangkan, untuk pengembangan, investasi yang dikucurkan kedua negara sebesar 8,7 triliun won. Adapun jumlah pesawat purwarupa yang dibuat adalah 8 pesawat dengan rincian 6 diterbangkan dan 2 pesawat tidak terbang karena hanya untuk uji struktur.
Komentar