Jurnalis Amerika Dilaporkan Geridra, Tuduhan Berita Bohong 

Daftar Isi

    JAKARTA- Jurnalis independen asal Amerika Serikat Allan Nairn bakal diaporkan Partai Gerindrake polisi, dengan tuduhan menyebarkan berita bohong. 

    "Besok akan kami laporkan. Kami juga meminta polisi untuk menangkap Allan Nairn yang saat ini ada di Indonesia. Karena sudah bikin hoaks di Indonesia," ujar  Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono Senin (15/4/2019)

    Berita bohong yang dimaksud adalah laporan Allan soal strategi Prabowo Subianto melemahkan lawan-lawan politiknya jika terpilih sebagai presiden pada pilpres 2019 nanti. Allan merilis laporan itu di blog pribadinya, berjudul 'Notulensi Rapat Tertutup Prabowo Subianto dan Tim'.

    Allan dalam laporannya menyebut pada 21 Desember 2018 Prabowo menggelar rapat tertutup di kediamannya, Jalan Kertanegara Nomor 4, Jakarta Selatan, pada malam hari pukul 21.00 hingga 23.15 WIB. 

    Rapat yang dihadiri orang-orang lingkaran Prabowo, termasuk Fadli Zon dan Arief Poyuono itu disebut Allan membahas langkah konkret menghadapi sejumlah isu strategis seperti tuduhan Prabowo-Sandi mendukung khilafah, hingga balas dendam politik terhadap partai yang saat ini berkuasa. 

    Terkait isu khilafah itu, rapat memutuskan menunjuk Mayjen TNI (Purn) Arifin Seman menyusun nama yang cocok untuk menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). 

    "Perombakan besar-besaran di tubuh BIN akan mengarah pada agenda penyerangan terhadap lawan politik dan pelumpuhan kelompok HTI, FPI, JAD, dan yang setara dengan itu," tulis Allan dalam laporannya. 

    "Tugas lain dari BIN nanti adalah melemahkan partai koalisi untuk meningkatkan dominasi Gerindra dalam pemerintahan: PKS dan Partai Demokrat akan digembosi habis-habisan melalui berbagai kasus korupsi lama dan yang baru," demikian lanjutan laporan Allan.

    Sementara terkait balas dendam politik, laporan Allan Nairn menyebut Fadli Zon dan Fahri Hamzah ditugaskan menentukan Jaksa Agung baru. 

    "Tugas utama Jaksa Agung baru adalah mengadili sebanyak-banyaknya lawan politik dari PDI Perjuangan, NasDem, Golkar, PKB, dan PPP," tulisan laporan Allan Nairn.

    Allan mengklaim mendapatkan informasi itu dari pihak intelijen. Di sisi lain, Arief Poyuono yang disebut hadir dalam pertemuan itu menyebut laporan Allan Nairn tak lebih dari hoaks alias berita bohong.

    Arief mengaku sempat diwawancara oleh Allan pada 20 Maret 2019. Dalam wawancara itu Arief berkata Allan mengajukan banyak pertanyaan. Salah satunya soal rapat 21 Desember di Kertanegara.

    "Dia tanya saya 'ikut gak?' Saya bilang enggak, karena memang enggak ada pertemuan 21 Desember itu. Kalaupun ada saya pasti ikut karena saya pimpinan dan orang dekat Prabowo," ujar Arief.

    Arief menyebut Allan adalah jurnalis pesanan yang ditugaskan merusak Prabowo Subianto menjelang hari pemungutan suara 17 April mendatang. Arief bahkan mengklaim memiliki data yang memperkuat tudingan bahwa Allan adalah jurnalis bayaran.

    Dia memberikan kepada CNNIndonesia.com bukti rekening transfer uang sekitar US$2 juta ke rekening Allan di DBS Bank, Singapura. Arief menyebut uang itu sebagai bayaran kepada Allan untuk membuat kampanye hitam dan fitnah terhadap Prabowo dan TNI.

    "Dia memang ditugaskan oleh orang yang memesan dia. Oleh lawan politik kami. Orang masih ingat ketika Pilkada Jakarta dia bilang mau ada kudeta TNI, ternyata hoaks. Pilkada berjalan lancar dan damai," ujar Arief.

    Allan sendiri sudah membantah tudingan Arief. Di akun twitternya, @AllanNairn14, Allan menyebut tim Prabowo mengirim ke pers nota palsu bank Singapura berisi transfer duit US$2 juta kepada dirinya. 

    "Saya anggap ini konfirmasi diam-diam Prabowo bahwa laporan itu akurat dan dia berusaha keras untuk mendiskreditkannya," tulis Allan.(haz/cnn) 

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Jurnalis Amerika Dilaporkan Geridra, Tuduhan Berita Bohong 
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar