Nasib Anak-Anak Palestina dalam Tahanan Israel

Daftar Isi


    Foto: ACT

    LancangKuning.Com, YERUSALEM –Komite Urusan Tahanan Palestina di Ramallah menerangkan, sekitar 5.700 orang Palestina, termasuk 250 anak-anak ditahan oleh Israel. Anak-anak yang berada di Wilayah Okupasi Yerusalem Timur lebih banyak menjadi target.

    Lebih dari satu kasus penahanan dilaporkan dalam sebulan, terutama ketika ketegangan meningkat saat penutupan Gerbang Al Rahma, Maret lalu. Kabar ini dirilis Al Jazeera, Sabtu (6/4).
    Asosiasi Tahanan Palestina mengatakan, sejak 2015, setidaknya 6.000 anak telah ditahan otoritas Israel.

    Baca Juga: Berusia Setengah Abad, MTs Hikmah Terancam Tutup!

    November 2018 lalu, TRTWorld melaporkan, Israel menahan 900 anak pada tahun tersebut. Anak-anak itu ditangkap di rumah mereka saat malam hari.
    TRTWorld menyebutkan, penangkapan anak-anak itu didasari sejumlah aturan baru yang dibuat otoritas Israel.

    Israel menetapkan hukum atas tindakan pelemparan batu ke permukiman dan tentara Israel yang dilakukan anak-anak. Hukum tersebut melegalkan penahanan anak-anak di bawah usia 14 tahun.

    Sejumlah media internasional pun memberitakan, anak-anak yang ditangkap kemudian diinterogasi berhari-hari tanpa pendampingan orang tua, bahkan tanpa makan dan minum yang cukup. Mereka pun diduga mengalami kekerasan secara fisik dan psikis.

    Oktober 2018 lalu, AJ+ mewawancarai Manal Tamimi, seorang ibu di Tepi Barat yang kedua anaknya ditangkap militer Israel. Manal mengatakan, tindakan anak-anak melempar batu adalah alasan yang kerap kali digunakan militer Israel untuk menangkap mereka.

    Baca Juga: Jelang Ramadhan, ACT Riau Siapkan Paket Sembako Khusus Yatim dan Dhufa

    “Melempar batu. Itu alasan tipikal mereka (militer Israel). Ketika mereka (militer Israel) tidak dapat menemukan bukti yang kuat untuk menangkap anak-anak. Mereka akan membawa, satu, dua, bahkan sepuluh tentara sebagai saksi mata,” cerita Manal.

    Ia melanjutkan, interogasi yang dilakukan kepada anaknya pun sangat kejam. Hal itu benar-benar membuat hidup Mohammed, putranya. “Mereka membawa (Mohammed) ke pusat interogasi di Petah Tikva. Penjara ada di bawah tanah.

    Dia tidak diizinkan bertemu siapa pun. Dia interogasi sejak pukul 5 pagi hingga sepuluh malam. Setiap hari. Mereka (militer Israel) bahkan tidak mengizinkan dia (Mohammed) mandi dan berganti pakaian selama 25 hari,” kata Manal mengingat momen kelam itu, Kamis (11/4/2019).

    Pilu yang menyelimuti masa depan Palestina tidak berhenti sampai di situ. Selain penangkapan, militer Israel juga membunuh anak-anak Palestina.

    Data Defense for Childern International Palestina menunjukan, 2.095 anak-anak meninggal dunia dalam intifada sejak tahun 2000 hingga 2019. Sedangkan, Palestinian Center for Human Rights mencatat 196 anak-anak meninggal dunia sepanjang setahun aksi Great March of Return sejak Maret 2018. (LKC)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Nasib Anak-Anak Palestina dalam Tahanan Israel
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar