Daftar Isi

LANCANGKUNING.COM,Pekanbaru-Kegiatan DCC x PDC Islamic Fair sukses diselenggarakan pada Sabtu, 29 November 2025 bertempat di Gedung Rektorat Lantai 5 UIN Suska Riau. Acara ini menghadirkan ratusan peserta serta satu narasumber terkemuka yang membahas isu penting mengenai kesetaraan gender dan budaya patriarki dalam perspektif nilai-nilai Qurani.
Seminar menghadirkan narasumber utama:
Tirta Meyrizka Lubis, CHt., CMNLP., CT., KLTC, seorang konselor kesehatan mental, clinical hypnotherapist, serta pimpinan Pondok Tahfidzul Qur’an Nur Hifayah. Ia memberikan pemaparan menyeluruh mengenai bagaimana nilai keadilan dan kesetaraan dalam Islam dapat menjadi landasan untuk memahami peran laki-laki dan perempuan secara proporsional dan saling melengkapi.
Dalam sambutannya, Aditya selaku Ketua Pelaksana menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman bahwa setiap manusia dipandang sama di hadapan Allah Swt. Menurutnya, yang membedakan derajat seseorang hanyalah iman dan takwa, bukan gender. Karena itu, tidak ada alasan untuk menempatkan salah satu gender sebagai lebih mulia. Ia menegaskan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki perannya masing-masing yang dapat saling berkolaborasi dalam kebaikan.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Wakil Dekan III Fakultas Psikologi UIN Suska Riau serta Ketua FKII Asy Syam yang memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan seminar bertema “Qurani dalam Pikiran, Setara dalam Peran: Jalan Tengah Melawan Bias Patriarki” tersebut.
Total peserta yang hadir mencapai 200 orang, mayoritas merupakan mahasiswa dari berbagai wilayah di Riau dan Kota Pekanbaru. Para peserta memberikan respons positif. Salah satu peserta, Numi, menyampaikan bahwa seminar ini sangat bermanfaat karena memberikan wawasan baru mengenai kesetaraan gender, penyampaian materi yang menarik, serta panitia yang ramah dan profesional.
Peserta lainnya juga mengapresiasi cara pemateri menyampaikan gagasan secara lugas dan relevan dengan kondisi masyarakat masa kini. Penyelenggara berharap kegiatan ini dapat menambah pemahaman mahasiswa mengenai isu budaya patriarki dan memberi semangat kepada generasi muda—baik laki-laki maupun perempuan—untuk terus berkontribusi bagi bangsa dan agama. “Kami berharap semangat ini dapat diteruskan dalam tindakan nyata,” tambah Aditya.







Komentar