Ditarik ke Pusat, BPBD Riau Kehilangan Seluruh Armada Udara Penanganan Karhutla

Daftar Isi


    LANCANGKUNING.COM,Pekanbaru-Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD) Riau kini menghadapi tantangan besar dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Setelah helikopter Blackhawk dan Mi-BAMT ditarik kembali ke pemerintah pusat, daerah ini praktis kehilangan seluruh armada udara yang sebelumnya menjadi tulang punggung upaya pemadaman dari udara.

    Kepala BPBD Damkar Riau, M Edy Afrizal, menjelaskan bahwa hingga saat ini masih terdapat empat kabupaten yang mengalami Karhutla, yaitu Kampar, Rokan Hilir, Siak, dan Bengkalis. Meski intensitas kebakaran tidak sebesar puncak musim kemarau, titik-titik api tetap muncul dan membutuhkan penanganan cepat agar tidak meluas.

    “Tim gabungan di lapangan tetap bekerja melakukan pemadaman. Namun sekarang kami hanya mengandalkan petugas darat karena semua helikopter water bombing yang sebelumnya standby di Riau sudah ditarik,” ungkapnya, Sabtu.

    Edy menambahkan, selain ketiadaan armada udara, tim di lapangan juga kerap kesulitan memperoleh sumber air untuk pemadaman. Kondisi lahan yang kering serta akses yang terbatas membuat proses penanggulangan Karhutla membutuhkan upaya lebih intens.

    Untuk mengatasi situasi ini, Pemprov Riau telah kembali mengajukan permohonan bantuan helikopter water bombing kepada pemerintah pusat. Armada yang ada sebelumnya ditarik karena masa kontraknya telah berakhir.

    “Sekarang tidak ada helikopter sama sekali di Riau. Semua sudah ditarik ke pusat karena kontraknya habis. Namun kami sudah mengajukan kembali bantuan heli mengingat Karhutla masih terjadi,” jelasnya.

    Meski tanpa dukungan udara, Edy menegaskan bahwa kondisi Karhutla di Riau masih dalam kategori terkendali. Beberapa wilayah juga mulai diguyur hujan meskipun intensitasnya masih rendah. Situasi ini cukup membantu tim darat dalam mencegah api merambat lebih luas.

    Sebelumnya, Riau sempat memiliki 11 unit helikopter yang disiagakan untuk penanganan Karhutla. Armada itu terdiri dari Blackhawk UH-60A (N61AA), Mi-BAMT (RA-22747 dan RA-22834), Superpuma A533212 (P2-MHL), serta beberapa helikopter water bombing lain seperti Mi-8AMT (RA-22729), Blackhawk UH-60A (N260UH), Blackhawk UH-60A (N60CU), dan Kamov KA-320. Untuk patroli udara, tersedia Bell 505 (PK-WSA), Bell 206 1.4 (PK-FBI), serta Bell 412 SP (PK-DAS Kemenhut).

    Dengan hilangnya seluruh armada tersebut, BPBD kini sepenuhnya mengandalkan kekuatan darat sembari menunggu persetujuan permohonan bantuan helikopter baru. Pemerintah daerah berharap dukungan pusat segera turun agar upaya pengendalian Karhutla tetap optimal.

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Ditarik ke Pusat, BPBD Riau Kehilangan Seluruh Armada Udara Penanganan Karhutla
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar