Daftar Isi
LancangKuning.com - Hampir di kota kota besar dunia, ada perkampungan china atau disebut juga dengan China Town. Di Pekanbaru, Riau sebetulnya telah ada perencanaan untuk membuat China Town sejak tahun 2009 lalu. Sayangnya hingga saat ini belum bisa terealisasi.
China town ala Pekanbaru telah dirancang berada di jl Karet sebagai awal pusat perniagaan sebelum kemerdekaan. Letak jl karet yang berada di Kecamatan Senapelen, Pekanbaru ini, kini merupakan kawasan ruko tua yang berderetan sejauh 100 meter.
Lokasi jalan ini sangat dekat dengan pasar bawah atau pasar wisata sebagai salah satu kebanggaan pusat perbelanjaan baran- barang luar negeri. Beranjak dari sejarah panjang, kawasan jl karet yang banyak dihuni keturunan Tianghoa ini, dulunya sebagai pusat perbelanjaan warga Pekanbaru.
Berawal dari sanalah, sehingga ada pencanangan tempat itu dijadikan China Town. hanya saja warga Tianghoa enggan menyebutkan jika kawasan jl karet yang berada di tengah pusat kota itu, disebut sebagai China Town. Mereka lebih suka apabila tempat itu disebut sebagai kampong melayu Tianghoa.
Pemkot Pekanbaru sendiri telah menyetujui tempat tersebut dijadikan kawasan kampong melayu Tianghoa itu. Hanya saja saat ini, pencanangan sejak tahun 2009 lalu belum juga terpenuhi.
Kendati pemkot terkesan lambat, warga Tianghoa Pekanbaru dengan setapak demi setapak terus memperbaiki untuk menjadikan kawasan tersebut sebagai kampung melayu Tianghoa. Sejumlah ruko yang berderetan, sekarang telah mulai disulap dengan cat-cat ruko yang mencolok. Sebelum imlek tahun ini, disana sudah diramaikan 1.000 lampu lampion yang tergantung di atas badan jalan tersebut menyambut imlek.
Keluarga besar IKTP kini mencoba untuk menyulap kawasan itu sebagai salah satu objek wisata kuliner serta cagar budaya kota Pekanbaru di masa lampau. Saat ini sebagian teras teras ruko, lantainya sudah dikeramik. Ruko yang rata rata berlantai dua itu, sekarang telah dipasang bilboard para sponsor.
Sekalipun pemkot Pekanbaru terkesan lambat untuk mambangun perkampungan Tianghoa itu, namun IKTP tetap berjalan. Sekarang ini mereka sudah merancang dua buah gapura. Gapura pertama dibuat pintu masuk dari jl juanda dan gapura kedua dibangun pintu masuk dari jl Syamratulangi. Motif gapura ini pastinya bergaya arsitektur China.
seminggu sebelum perayaan tahun baru imlek 2565 yang dilakukan pada tanggal 21 januari 2014, masyarakat Tianghoa Pekanbaru dengan antusias melakukan bermacam persiapan sebelum malam tahun baru kuda, tahun ini hingga nantinya di puncak perayaan malam kelima belas, atau yang disebut dengan istilah Cap Go Meh.
Kampong Tianghoa Melayu di jalan karet Pekanbaru senantiasa rutin melaksanakan acara menyambut perayaan tersebut. Acara perdana, Imlek Fair 24 sd 28 januari berlangsung selama lima malam berturut turut. Acara ini tak akan berarti tanpa adanya seribu lampion yang menghiasi dengan indah dan gemerlap langit kampong. Lampu yang terbuat dari kertas berwarna merah kuning keemasan itu bersinar menerangi kegelapan malam.
Lampion tidak lagi memakai lilin sebagai bahan penerangannya. Selain menghindari terjadinya kebakaran karena bahan dasar kertas yang gampang menyulut api, lampion di masa kini telah dilengkapi lampu pijar ber-tenaga listrik.
Menikmati Lampion di China Town – nya kota Pekanbaru ini, serasa berada dimasa lalu. Diiringi nyanyian khas warga Tianghoa Pekanbaru dengan lirik dalam ’bahasa ibu’ mereka, Mandarin ! lagu- lagu dinyanyikan dari atas panggung hiburan yang tersedia sebagai pentas pertunjukan seni warga kampong. Terdengar sayup-sayup, mengalun merdu, menghilangkan lamunan nostalgia, kenangan di masa lampau, di sebuah negeri khayangan tirai bambu.(Julia)
Komentar