Launching Mahasiswa Peduli Stunting, Aras Mulyadi: Ini Wujud Kontribusi UNRI

Daftar Isi

    Foto: Rektor Universitas Riau Aras Mulyadi. 

     

    Lancang Kuning, PEKANBARU - Rektor Universitas Riau Aras Mulyadi mengungkapkan, pihaknya telah membentuk mahasiswa peduli stunting (PENTING) di Provinsi Riau dan ini merupakan salah satu kontribusi dari Universitas Riau untuk mewujudkan percepatan pravalensi penurunan stunting.

    Hal ini disampaikannya pada saat menghadiri sekaligus memberikan kata sambutan pada acara pelepasan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) Universitas Riau Tahun 2022 dan launching mahasiswa peduli stunting di Ballroom Co-Ex, Komplek Mall SKA Pekanbaru, Senin (11/07/2022).

    "Ini wujud kontribusi UNRI dalam program Nasional yaitu percepatan penurunan prefalensi stunting yang diintegrasikan melalui KKN UNRI Tahun 2022," katanya.

    Ia menambahkan, kegiatan launching mahasiswa peduli stunting ini merupakan wujud dari realisasi Memorandum of Understanding (MoU) dan perjanjian kerjasama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

    "Mahasiswa diharapkan mampu melakukan edukasi dan peningkatan penyadaran serta advokasi stunting di daerah mahasiswa yang melakukan Kukerta khususnya daerah lokasi fokus dan daerah yang memiliki kampung berencana di seluruh Provinsi Riau," ucap Aras.

    Selain itu, pihaknya mengatakan bahwa kegiatan Kukerta mahasiswa Universitas Riau ini dilakukan melalui implementasi Peraturan rektor nomor 4 tahun 2021 tentang penyelenggaraan pendidikan di Universitas Riau. "Dalam menunjang proses belajar mengajar perlu diadakan penyelenggaraan pendidikan yang dapat dijadikan pedoman akademik di Universitas Riau. Untuk itulah, peraturan ini lahir," ujar Aras.

    Aras menjelaskan, pelaksanaan Kukerta ini merupakan salah satu mata kuliah wajib di Universitas Riau dan harus diselesaikan oleh mahasiswanya. Kewajiban ini tertuang dalam pasal 25 ayat 1 yang menyebutkan bahwa Kukerta merupakan mata kuliah wajib program sarjana Universitas Riau yang dikelola oleh UNRI dengan bobot 4 SKS.

    "Dengan adanya perkembangan Merdeka Belajar Kampus Merdeka ini para mahasiswa boleh melanjutkan program ini yang setara dengan 20 sks. Jadi tidak cukup dengan 4 sks saja, tapi bisa dikembangkan dengan menambah bobot juga waktu pelaksanaan KKN sehingga setara dengan program MBKM," jelasnya.

    Aras melanjutkan, pelaksanaan Kukerta ini juga sebagai persyaratan yang harus dipenuhi oleh mahasiswa dan sebagai bagian tridarma perguruan tinggi khususnya dalam pengabdian kepada masyarakat. "Mahasiswa yang akan melaksanakan Kukerta ini pada prinsipnya tentu telah memiliki kemampuan teori secara akademik yang akan diimplementasikan kepada masyarakat."

    Aras juga mengungkapkan bahwa pelaksanaan aspek tridarma perguruan tinggi yang terkandung dalam pelaksanaan kukerta ini tentunya dirancang dengan proporsi yang seimbang, harmonis dan terpadu dengan harapan agar kelak lulusan UNRI dapat menjadi manusia berilmu pengetahuan yang tinggi, memadai dalam bidang masing-masing juga pada saat melakukan penelitian dan bersedia mengabdikan diri demi kemaslahatan umat manusia dan masyarakat indonesia pada khususnya.

    "Bentuk Kukerta Tahun 2022 masih dikemas dalam Kukerta Balik Kampung yang ada kaitannya dengan pandemi covid-19 yang masih berlangsung pada saat ini dan juga kukerta yang teritegrasi antara kegiatan dosen dengan para peserta kukerta dilokasi masing-masing," kata Aras.

    Ia juga menghimbau kepada seluruh peserta Kukerta agar dapat menjaga dengan baik almamater UNRI dalam bentuk menjalankan dan melaksanan tugas dengan sebaik - baiknya sesuai dengan keinginan bersama. (LK/MCR) 

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Launching Mahasiswa Peduli Stunting, Aras Mulyadi: Ini Wujud Kontribusi UNRI
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar