Daftar Isi
Foto: Ilustrasi seks oral. Foto: thinkstock
LancangKuning.Com, Jakarta - Seks oral kerap dilakukan sebagai bagian dari foreplay dalam hubungan seksual. Sebelum melakukan seks oral, pasangan sebaiknya memastikan daerah intimnya benar-benar bersih dan aman. Dikutip dari Medical News Today, seks oral ternyata bisa menjadi faktor risiko kanker tenggorokan.
Sebanyak 35 persen kasus kanker yang terkait seks oral disebabkan infeksi Human pappilomavirus (HPV). Virus yang ditransmisikan saat seks oral ini merangsang perubahan sel yang tadinya normal menjadi kanker. Risiko kanker meningkat bila seks oral dilakukan tidak dengan satu orang yang sama.
Baca Juga: Alasan Orang Rela Keluar Duit Buat Jajan Seks
Risiko kanker juga meningkat dengan penerapan gaya hidup yang tidak sehat, misal merokok dan konsumsi alkohol. Infeksi HPV yang cenderung diam juga menyebabkan gejala kanker sering kali tak mendapat perhatian,atau dianggap merupakan bagian dari penyakit lain.
Gejala yang sering terlewat adalah sakit tenggorokan dan luka di mulut. Luka tidak juga sembuh dalam 3 minggu dan disertai tumbuhnya jaringan halus yang tidak berwarna. Gejala lain adalah ada sensasi makanan yang tidak tertelan, suara serak, dan batuk yang tidak kunjung reda. Bila menemui gejala ini dan kerap melakukan oral seks sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter terkait, dilansir dari Detik.Com
Baca Juga: Wanita Bisa Cepat Orgasme dengan Gaya Bercinta Satu Ini
Tentunya risiko kanker tenggorokan pada pasangan yang menerapkan seks oral bisa ditekan. Misal dengan menggunakan kondom saat melakukan seks oral, serta setia pada satu pasangan. (LKC)
Komentar