Aduh, Beijing Temukan Kasus Pneumonia Antraks Mematikan

Daftar Isi


    Foto: Ilustrasi bakteri antraks. (NIH)


    Lancang Kuning – Otoritas kesehatan di Kota Beijing, China, mendapati kasus pneumonia antraks mematikan pada seorang warga Chengde, Provinsi Hebei.

    Seorang pasien tersebut dilarikan ke rumah sakit di Beijing dengan menggunakan ambulans empat hari setelah menunjukkan beberapa gejala antraks, demikian Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (CDC) Beijing kepada pers, Senin 9 Agustus 2021.

    Pasien tersebut memiliki riwayat dekat dengan sapi dan domba serta produk turunannya.


    Antraks merupakan virus yang sangat mematikan jika penderitanya tidak dirawat dengan baik.

    Bacillus anthracis, patogen penyebab antraks, dikembangkan menjadi senjata biokimia dan telah digunakan pada abad ke-20, demikian media China, Selasa.

    Menurut CDC, antraks lazim di antara sapi dan domba. Manusia biasanya terinfeksi setelah bersentuhan dengan hewan yang sakit atau produk yang terkontaminasi virus tersebut.


    Biasanya, 95 persen dari kasus yang dilaporkan, penderitanya mengalami infeksi pada kulit yang dapat menyebabkan lecet dan nekrosis.

    Yang paling berbahaya dari pneumonia antraks, ketika seorang pasien menghirup debu yang mengandung bacillus anthracis.

    Seseorang bisa terkena antraks usus setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi, seperti daging, dan akan mengalami gejala seperti mual, muntah, dan diare.

    Antraks dapat ditularkan langsung antarmanusia tetapi  penularannya tidak secepat flu atau COVID-19. Penggunan antibiotik merupakan pengobatan yang efektif. (Ant/Antara)

     

    Artikel ini sudah ditayangkan viva.co.id/Antara dengan judul berita Aduh, Beijing Temukan Kasus Pneumonia Antraks Mematikan

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Aduh, Beijing Temukan Kasus Pneumonia Antraks Mematikan
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar