Daftar Isi
Foto: Vaksin COVID-19 (Foto ilustrasi). (VIVA/M Ali Wafa)
Lancang Kuning – Lembaga Survei Indonesia (LSI) melakukan survei nasional terkait sikap publik terhadap vaksin dan program vaksin pemerintah. Hasil survei menunjukkan, ada yang setuju dengan program vaksinasi, tapi masih banyak yang tidak bersedia divaksin.
Dalam survei nasional menggunakan telepon yang dilaksanakan pada tanggal 20-25 Juni 2021, diketahui mayoritas, yaitu 84,9 persen merasa sangat/setuju dengan program vaksin COVID-19 untuk masyarakat.
Lalu, ada 68,6 persen percaya bahwa vaksin corona dapat mencegah penularan virus corona, sekitar 23,5 persen tidak percaya. Kemudian, sekitar 82,6 persen warga belum divaksin. Di antara yang belum divaksin, sekitar 63,6 persen bersedia divaksin sedangkan 36,4 persen tidak bersedia.
"LSI menemukan bahwa mayoritas publik setuju dengan program vaksinasi, namun masih banyak yang menyatakan tidak bersedia divaksin dengan berbagai alasan," demikian bunyi keterangan tertulis LSI yang diterima, Sabtu, 31 Juli 2021.
Berbagai alasan tersebut seperti takut dengan efek samping, menganggap vaksin tidak efektif, dan merasa sehat sehingga tidak memerlukan vaksin. Alasan paling banyak mengapa orang tidak bersedia divaksin adalah karena takut dengan efek sampingnya sebesar 55,5 persen, kemudian karena menilai vaksin tidak efektif 25,4 persen, dan merasa tidak membutuhkan vaksin karena sehat 19 persen.
"Sekitar 23,3 persen pernah menyarankan/ mendaftarkan/ mengantar orang lain (keluarga, teman) untuk divaksin COVID-19," katanya, dilansir LKC dari Viva.co.id
Untuk diketahui, survei menggunakan kontak telepon kepada responden dengan sampel sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak, dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia pada rentang Maret 2018 hingga Juni 2021.
Sebanyak 296.982 responden yang terdistribusi secara acak di seluruh Indonesia pernah diwawancarai secara tatap muka langsung dalam rentang 3 tahun terakhir. Secara rata-rata, sekitar 71 persen di antaranya memiliki nomor telepon.
Jumlah sampel yang dipilih secara acak untuk ditelepon sebanyak 7.477 data, dan yang berhasil diwawancarai dalam durasi survei yaitu sebanyak 1.200 responden dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar ±2,88 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. (LK)
Komentar