Cerita Kepsek Selamat dari Serbuan Peluru KKB di Puncak Papua

Daftar Isi

    Foto: Junaedi Arung Sulele, Kepala Sekolah SMPN 1 Beoga, Kabupaten Puncak, Papua selamat dari serbuan peluru tajam oleh KKB. (Foto: dok. Istimewa)


    Lancang Kuning - Junaedi Arung Sulele, Kepala Sekolah SMPN 1 Beoga, Kabupaten Puncak, Papua bersyukur dirinya selamat dari serbuan peluru tajam kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Puncak, Papua. Junaedi adalah korban selamat sekaligus satu-satunya saksi mata kasus penembakan Yonatan Renden (27), guru yang tewas ditembak KKB.

    "Puji Tuhan saya masih lolos," ungkapnya di sela pemakaman Yonatan, dikutip dari keterangan tertulis Satgas Nemangkawi, Sabtu (10/4/2021).

    Junaedi mengaku tak melihat satupun orang saat penembakan. Dia bersama Yonatan lari, namun ke arah berlawanan saat dihujani peluru tajam dari senjata api KKB.

    "Saat penembakan saya tidak lihat orang. Ketika bunyi tembakan, saya lari ke arah kanan, Yonatan Renden ke kiri. Korban sudah kena dua kali tembakan di dada tapi masih sempat lari, kemudian rubuh," cerita Junaedi.

    Dia menuturkan saat penembakan oleh KKB, dirinya bersembunyi di rumah warga. Dia baru berani keluar dari persembunyiannya ketika personel TNI-Polri yang mengevakuasi jenazah Yonatan lewat.

    Junaedi menyebut ada 11 orang guru pendatang di Kabupaten Puncak, Papua. Kini sebagian dari mereka mengungsi ke Koramil setempat.

    "Total ada 11 orang guru pendatang, sebagian mengungsi di Koramil." tutur Junaedi.

    Junaedi mengatakan guru SD setempat yang juga tewas ditembak KKB dua hari lalu, yaitu Oktovianus Rayo merupakan guru kontrak yang sudah 10 tahun mengajar anak-anak di Kabupaten Puncak. Sementara itu Yonatan baru dua tahun mengajar di sana.

    "Kedua korban ini sudah berkeluarga. Oktavianus bersama keluarganya tinggal di Beoga, sedangkan keluarga Yonatan di tanah kelahirannya, Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel)," terang Junaedi.

    "Mereka guru terbaik. Mereka dari masyarakat sipil, tidak ada hubungannya dengan TNI-Polri. Tidak banyak orang yang mau bertahan hidup di pedalaman, hidup bersama keluarga bertahan di sana di hutan," sambung dia.

    Junaedi mengungkapkan kedua guru yang tewas selama ini mendidik anak-anak di pedalaman dengan tulus. Junaedi yang juga pendatang asal Toraja berharap TNI-Polri terus menjaga masyarakat di Puncak, Papua.

    "Kami mohon aparat menjaga masyarakat tanpa terkecuali, apalagi guru yang mendidik anak Papua, kami sangat sesalkan kejadian ini," ungkap Junaedi.

    Jumaedi menambahkan istri dari korban Oktovianus juga merupakan guru setempat.

    "Korban itu guru SD Klemabeth, tetapi karena istrinya mengajar di SMP, mereka tinggal di perumahan guru SMPN 1 Beoga. Selama ini kami, guru pendatang, dekat dengan masyarakat asli Kabupaten Puncak," jelas Junaedi, dilansir LKC dari detik.com

    Sebelumnya diberitakan guru SMP bernama Yonatan Randen tewas ditembak KKB di Kabupaten Puncak, Papua. Informasi tersebut dibenarkan oleh Kapolres Puncak Kompol I Nyoman Punia.

    Dia mengatakan satu orang yang menjadi korban baru penembakan oleh KKB merupakan guru SMPN 1 Julukoma, Distrik Beoga.

    "Kami kesulitan komunikasi, informasi sore tadi ada penambakan, korban bernama Yonatan Randen," Kaya Nyoman melalui pesan singkat, Jumat (9/4), yang diterima pukul 22.33 WIT.

    Lokasi penembakan Yonatan berada di rumahnya beralamat Ujung Bandara Beoga, Kabupaten Puncak. Polisi belum mengetahui umur guru asal Toraja tersebut.

    Sehari sebelumnya (Kamis, 8/4), KKB juga melakukan penembakan terhadap guru SD bernama Oktovianus Rayo (43) di Kampung Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak. Penembakan terhadap Oktavianus. Kejadian bermula sekitar pukul 09.50 WIT, saat orang tak dikenal (OTK) datang ke rumah Oktovianus.

    Menurut Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal, saat itu korban sedang menjaga kios. Tiba-tiba OTK tersebut masuk rumah dan langsung melakukan penembakan ke arah korban. (LK)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Cerita Kepsek Selamat dari Serbuan Peluru KKB di Puncak Papua
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar