Karakteristik dan Klasifikasi Batuan

Daftar Isi

    LancangKuning - Kekayaan alam yang ada di Indonesia pada saat ini seakan tidak pernah ada habis. Ada flora, fauna, tanah, dan air juga kaya akan jenis batuan alam yang menarik untuk dipelajari. Batuan beku atau batuan igneus (api) merupakan suatu jenis batuan yang sudah terbentuk dari magma dengan keadaan mendingin dan keras tanpa adanya suatu proses kristalisasi baik di bawah permukaan batuan intrusif maupun di atas permukaan yang dapat sebagai batuan dalam melakukan pengolahan ekstrusif (vulkanik). Magma ini juga dapat dihasilkan dari berbagai batuan dengan setengah cair, baik di mantel maupun dari kerak bumi.

    Biasanya dalam proses pelelehan yang terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut yaitu dengan menaikkan tingginya temperatur, penurunan tekanan dan perubahan komposisi yang lebih dari 700 tipe dalam batuan beku yang telah berhasil didefinisikan dengan sebagian besar untuk klasifikasi dari bawah dalam permukaan pada kerak bumi untuk lebih mudah dihimbau oleh penggunanya.

    Magma dapat mendinginkan atau membekukan sebuah magma di bawah atau di atas permukaan bumi, dan jika sudah membeku di bawah permukaan bumi terbentuklah sebuah batuan yang dinamakan bantuan beku dalam atau disebut juga dengan batuan beku intrusive atau sering juga disebut dengan batuan dari beku plutonik. Sedangkan magma yang akan dapat mencapai magma dari permukaan bumi kemudian akan membeku dengan adanya batuan beku dari luar (batuan beku ekstrusif).

    Klasifikasi

    Klasifikasi berdasarkan cara terjadinya, menurut Rosenbusch (1877-1976) batuan beku dibagi menjadi beberapa antara lain sebagai berikut:

    • Effusive rock batuan beku yang terbentuk pada permukaan bumi.
    • Dike rock batuan beku yang terbentuk dekat permukaan bumi.
    • Deep seated rock batuan beku yang jauh ada di dalam bumi. Oleh W.T. Huang (1962) dengan jenis batuan ini akan disebut dengan plutonik, dan sedangkan batuan effusive disebut dengan batuan vulkanik.

    Klasifikasi berdasarkan kandungan SiO2 (C.L. Hugnes, 1962) dibagi menjadi beberapa antara lain:

    • Batuan beku asam juga telah memiliki suatu kandungan yang berasal dari adanya SiO2 yang lebih dari 66%. Contohnya yaitu riolit yang akan dapat membantu dalam proses pembekuan.
    • Batuan beku intermediate, memiliki kandungan SiO2 antara 52% hingga 66%. Contohnya adalah dasit.
    • Batuan beku basa, memiliki kandungan SiO2 antara 45% – 52%. Contohnya yaitu andesit.
    • yaitu basalt.

    Klasifikasi berdasarkan indeks warna ( S.J. Shand, 1943) dibagi menjadi beberapa antara lain sebagai berikut:

    • Leucoctaris rock yang mengandung kurang dari 30% mineral mafik.
    • Mesococtik rock yang mengandung 30% hingga 60% mineral mafik.
    • Melanocractik rock memiliki kandungan lebih dari 60% mineral mafik.

    Menurut S.J. Ellis (1948) juga membagi batuan beku berdasarkan indeks warnanya dibagi menjadi beberapa antara lain sebagai berikut::

    • Holofelsic dengan bantuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%.
    • Felsic bantuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%.
    • Mafelsic bantuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%.
    • Mafik merupakan bantuan beku dengan sebuah indeks yang warnanya lebih dari 70%.

    Karakteristik dan Struktur Batuan Beku

    Struktur adalah kenampakan batuan secara besar yang meliputi kedudukan lapisan yang jelas dari lapisan batuan. Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat di lapangan, contohnya adalah sebagai berikut:

    • Pillow lava atau lava bantal memiliki struktur yang paling khas dari batuan vulkanik bawah laut yang dapat membentuk struktur seperti bantal.
    • Joint struktur juga memiliki struktur yang ditandai dengan adanya kekar-kekar yang tersusun secara teratur agar tegak lurus dengan mengikuti arah aliran.

    Beberapa struktur yang dapat anda ikuti pada contoh-contoh batuan (hand speciment sample) yang akan membantu dalam menjalankannya yaitu sebagai berikut.

    • Masif ini juga memiliki struktur apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran dan jejak gas (tidak akan menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh dari batuan beku.
    • Vesikuler juga memiliki struktur-struktur yang disebabkan oleh keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut akan dapat menunjukkan arah yang teratur.
    • Skoria memiiki struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-lubangnya besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur.
    • Amigdaloidal merupakan sebuah struktur yang dimana ada pada lubang-lubang gas yang telah terisi oleh mineral-mineral sekunder, mineral silikat atau karbonat.
    • Xenolitis juga memiliki struktur-struktur yang memperlihatkan adanya sebuah fragmen/pecahan dari batuan lain yang telah masuk dalam batuan yang mengintruksi dalam klasifikasi.(Haikal)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Karakteristik dan Klasifikasi Batuan
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    100%

    Marah

    0%

    Komentar