Daftar Isi
LancangKuning-Waktu hampir habis bagi calon presiden petahana Amerika Serikat Donald Trump dalam pertarungan memperebutkan kursi periode kedua.
Setidaknya beberapa jejak pendapat mengungkapkan bahwa dukungan kepadanya masih kalah dari capres yang diusung Partai Demokrat, Joe Biden.
Debat terakhir yang berlangsung Kamis (22/10) malam waktu Amerika Serikat atau Jumat (23/10) pagi waktu Indonesia disebut-sebut akan sangat menentukan bagi sang petahana.
Setelah debat kedua yang seharusnya dihelat 15 Oktober lalu terpaksa batal, Komisi Debat Pilpres AS kini memberi lampu hijau untuk menggelarnya, namun dengan satu perubahan.
Mikrofon para kandidat akan dimatikan di saat satu kandidat menanggapi pertanyaan pertama dari masing-masing pertanyaan dari enam topik debat.
Topik-topik tersebut dijadwalkan untuk didiskusikan selama 90 menit tanpa gangguan. Keenam topik itu yakni "Memerangi Covid-19", "Keluarga Amerika", "Ras di Amerika", "Perubahan Iklim", "Keamanan Nasional", dan "Kepemimpinan".
Baca Juga : Terlalu, Pendaki Bugil Pose di Kawasan Paling Sakral Gunung Gede Pangrango
Berikut lima hal yang perlu diketahui untuk debat terakhir Pilpres AS:
Akankah Trump patuhi aturan baru?
Untuk menegakkan aturan debat, komisi telah menggunakan tombol mute. Tetapi ada pertanyaan tentang seberapa efektif pembatas baru itu nantinya.
Tim Kampanye Trump menunjukkan bahwa lamanya waktu akan memberi Biden kesempatan untuk berbicara sendiri.
Berkaca dari kejadian sebelumnya, Trump tidak bisa mengendalikan diri untuk diam, ia terus berusaha mengganggu lawan bicaranya.
Trump sendiri sudah mengutarakan kekecewaan atas peraturan baru itu. Trump dan timnya pun telah menyusun rencana untuk menyerang moderator debat dan komisi debat dengan melanggar aturan sebisa mungkin.
Virus corona
Trump ingin menghindari pemberitaan virus corona akhir-akhir ini. Jumlah kasus melonjak di seluruh negeri, termasuk negara bagian yang menjadi pusat kemenangannya.
Data Johns Hopkins mengungkapkan bahwa Amerika Serikat melaporkan lebih dari 60.000 kasus baru pada hari Selasa dan 58.000 pada hari Senin.
Baca Juga : Sosialisasi UU Cipta Kerja, Gubri Harap Bisa Sampai Ke Masyarakat
Para pakar kesehatan masyarakat bahkan menyebut momen ini sebagai lonjakan infeksi ketiga.
Virus corona tetap menjadi masalah terpenting di benak para pemilih. Bagaimana Trump menangani pertanyaan tentang masalah tersebut akan memiliki implikasi signifikan pada dukungan yang akan ia terima.Lonjakan ini jelas masalah bagi Trump. Virus juga mengganggu jalannya kampanye para kandidat, terutama setelah Trump terinfeksi virus itu.
Tantangan terakhir Biden
Debat terakhir ini merupakan rintangan besar terakhir yang harus diselesaikan oleh Biden.
Banyak jejak pendapat sudah mengunggulkan Biden, karena itu ia mulai disarankan untuk memikirkan tentang bagaimana dia akan memerintah.
Yang paling memakan pikiran dia bisa jadi soal apakah dia akan mendukung dorongan beberapa progresif untuk menambah kursi ke Mahkamah Agung.
Dengan penampilan yang solid dalam setiap debat dan wawancara, Biden juga menghindari momen apa pun yang dapat dilihat jutaan orang, seperti penurunan mental yang diklaim secara tidak berdasar oleh kubu Trump.
Jika Biden muncul tanpa membuat kesalahan pada debat akhir pilpres AS nanti kemungkinan besar dia telah berhasil melewati setiap momen penting, mengingat beberapa jejak pendapat telah mengungkapkan keunggulannya atas Trump.
Cara Biden hadapi serangan Trump
Di dunia media sayap kanan, ramai dibahas keterlibatan Biden dalam skandal tuduhan korupsi yang tidak terbukti tentang putranya Hunter Biden.
Ada juga teori konspirasi "Obamagate" palsu yang dipromosikan Trump, meskipun semua dasarnya telah dpatahkan.
Baca Juga : Naskah Omnibus Law Ciptaker Terbaru, 1 Pasal 4 Ayat Hilang
Trump kemungkinan akan mencoba menggunakan hal-hal tersebut untuk menyerang Biden. Pertanyannya, apakah Biden akan menanggapinya secara agresif?
Sementara itu, laporan New York Times pada minggu ini kembali membuat perbincangan hangat di Amerika Serikat. Hal itu terjadi setelah media tersebut mengungkapkan bahwa Trump memiliki rekening di bank China.
Hal itu bisa dijadikan umpan bagi Trump untuk menyulut debat yang berputar-putar di masalah pribadi masing-masing kandidat, alih-alih menyampaikan masing-masing visi misinya.
Pesan penutup Biden dan Trump
Dengan dimulainya pemungutan suara secara langsung dan jutaan orang Amerika memberikan suara mereka melalui surat, jumlah swing voters yang masih diperebutkan kemungkinan jauh lebih kecil daripada beberapa pekan lalu.
Biden juga memiliki pekerjaan yang harus dilakukan, terutama dengan pemilih kulit hitam dan Latin. Mereka mendukungnya dengan margin yang besar, tetapi tidak sebanding dengan angka yang dinikmati Hillary Clinton atau Barack Obama.Trump dalam pidatonya baru-baru ini telah menjelaskan bahwa dia terganggu dengan jumlah jajak pendapat yang menunjukkan dukungan para pemilih pinggiran kota dan wanita sedang lesu.
Jika Biden dapat memberi energi pada mereka, dia akan berada dalam posisi yang lebih baik menuju Hari Pemilu. Jika tidak, margin keunggulannya selama ini dalam jejak pendapat tidak akan berubah.
(ndn/dea)
Komentar