Gelombang Penolakan Omnibus Law di Daerah Berujung Ricuh

Daftar Isi

    Lancang Kuning - Gelombang penolakan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja terjadi di sejumlah daerah sejak Senin (5/10) hingga kemarin. Kelompok buruh hingga mahasiswa turun ke jalan mendesak Presiden Joko Widodo membatalkan UU Cipta Kerja.

    Mereka memusatkan aksi di pusat pemerintahan daerah masing-masing, mulai dari Bandung, Serang, Semarang, Yogyakarta, Bandar Lampung, Palembang, Samarinda, hingga Makassar.

    Sementara aksi di Jakarta hendak dilakukan di Gedung MPR/DPR, namun berhasil diadang aparat kepolisian. Polisi mengamankan sekitar 200 orang yang diklaim dari kelompok anarko.

    Sempat terjadi bentrok antara massa aksi dengan polisi di wilayah Pejompongan Raya, Jakarta Pusat. Akibatnya, satu unit mobil tahanan yang tengah melewati jalur tersebut dirusak massa.

    Aksi di beberapa daerah kemarin berujung ricuh. Seperti yang terjadi di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Kabupaten Bekasi. Enam mahasiswa Universitas Pelita Bangsa dikabarkan dilarikan ke rumah sakit usai bentrok dengan polisi.

    Demo tolak Omnibus Law di Bandung juga kembali berakhir bentrok. Aksi lempar-lemparan batu dan bom molotov tak bisa terhindarkan. Aparat membalas dengan water cannon dan menangkap peserta aksi. Polisi juga menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.

    Baca Juga:  Armenia dalam Bahaya, Rusia Tak Mau Beri Bantuan Perang


    Aksi berujung ricuh juga terjadi di Kota Serang, Banten. Polisi berhasil mengamankan 14 orang dalam aksi menolak Omnibus Law Cipta Kerja. Mereka Mereka ditangkap karena diduga berbuat ricuh di depan kampus UIN Sultan Maulana Hasanudin (SMH), Serang, Banten,

    Unjuk rasa di depan Gedung DPRD Lampung, Bandar Lampung juga berujung ricuh. Massa yang membludak sempat berhasil mendesak polisi dan masuk ke Kompleks DPRD Lampung. Namun, tak lama mereka berhasil dipkul mundur. Setidaknya, 11 orang ditangkap aparat kepolisian.

    Kepala Bidang Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad mengatakan 11 orang yang ditangkap itu merupakan pelajar, mahasiswa, dan warga. Mereka diamankan lantaran kedapatan membawa batu, kayu, dan bahan bakar yang disiapkan dalam kantong plastik.

    Sementara itu, sebanyak 183 pemuda dan remaja diamankan polisi dalam aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law Cipta Kerja di Gedung DPRD Sumatera Selatan, Palembang. Ratusan orang itu diklaim penyusup ke ribuan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Pemuda untuk Rakyat (Ampera) Sumsel.

    Di Semarang, massa memusatkan aksi di Kompleks DPRD Jawa Tengah dan Pemprov Jateng. Massa dari kalangan buruh dan mahasiswa berhasil menjebol gerbang perkantoran itu. Diketahui, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berkantor di sana.

    Seorang anggota Resmob Polrestabes Semarang mengalami luka pada bagian kaki saat massa berhasil menjebol gerbang tersebut.

    Baca Juga:  Tempat Wisata di Riau


    Sedangkan di Makassar, aksi mahasiswa sempat diwarnai tawuran warga. Kelompok mahasiswa awalnya menggelar aksi di Gedung DPRD Sulawesi Selatan. Mereka pun menyudahi aksi pada sore hari.

    Menjelang magrib, sebagian massa bergerak ke fly over. Mereka berkumpul di ujung timur, sementara polisi bersiaga dengan water canon di ujung barat. Di atas fly over, mahasiswa terlihat hanya duduk, bernyanyi, dan menggaungkan yel-yel penolakan Omnibus Law.

    Selepas magrib, terjadi bentrok. Namun, aksi saling lempar batu dilakukan antarwarga. Tak jelas apa penyebabnya, tapi aksi saling lempar batu tersebut terpantau cukup lama dan diwarnai saling kejar antarwarga yang bentrok. Sementara itu, massa mahasiswa yang melakukan aksi hanya menjadi penonton.

    Sementara ratusan mahasiswa di Kendari, Sulawesi Tenggara menggelar razia sejumlah buruh di pertokoan dan hotel. Mahasiswa mengajak para buruh agar ikut turun ke jalan menolak Omnibus Law Cipta Kerja.

    Rentetan aksi unjuk asa yang sudah terjadi sejak Senin (5/10) akan berlanjut hari ini, Kamis (8/10). Sejumlah organisasi buruh dan mahasiswa merencanakan menggelar demo tolak Omnibus Law Cipta Kerja di depan Istana Negara, Jakarta.

    Baca Juga:  Makanan Khas Pekanbaru


    Konfederasi Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) memperkirakan sekitar 20 ribu massa yang berasal dari buruh, mahasiswa, dan masyarakat sipil turun ke jalan menuju Istana Negara.

    "Iya (akan aksi) di Istana," ujar Ketua Konfederasi Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), Nining Elitos kepada CNNIndonesia.com saat dikonfirmasi, Rabu (7/10) malam.

    Selain Jakarta, aksi massa juga akan kembali dilakukan buruh dan mahasiswa di Bandung, Bekasi, Tangerang, Bandar Lampung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Makassar, dan sejumlah daerah lain.

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Gelombang Penolakan Omnibus Law di Daerah Berujung Ricuh
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar