Daftar Isi
Foto: Presiden Rusia, Vladimir Putin. (Washington Times)
Lancang Kuning – Hampir dua pekan Perang Armenia-Azerbaijan pecah, Rusia belum memberikan dukungan apapun kepada Armenia. Meski terikat dalam Pakta Pertahanan Keamanan Kolektif (CSTO), ternyata Rusia tidak punya kewajiban untuk membela atau bahkan mendukung Armenia perang dengan Azerbaijan.
Dalam berita VIVA Militer, Kamis 1 Oktober 2020, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengecam aksi serangan udara yang menghancurkan dua unit pesawat tempur Sukhoi Su-25 militer Armenia. Zakharova menegaskan, Rusia punya kewajiban untuk memberikan bantuan militer kepada Armenia sesuai dengan CSTO.
"Kabar jatuhnya pesawat tempur Su-25 yang disebabkan oleh F-16 menurut Kementerian Pertahanan Armenia, akan memperumit situasi. Karena, Moskow berkewajiban untuk memberikan bantuan militer kepada Armenia, di bawah Perjanjian Taskhent," ujar Zakharova dikutip VIVA Militer dari Bulgariamilitary.com.
Akan tetapi, ternyata apa yang dinyatakan Zakharova berbeda dengan apa yang diucapkan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Ditegaskan Putin, Rusia sama sekali tak punya kewajiban untuk mendukung Armenia dalam perang melawan Azerbaijan, dikarenakan satu hal.
Seperti yang diketahui, Perang Armenia-Azerbaijan meletus di wilayah Nagorno-Karabakh (Artskah), wilayah yang dihuni oleh mayoritas etnis Armenia.
Wilayah ini memutuskan memerdekakan diri dari Azerbaijan pada 2 September 1991 silam. Pasca klaim merdeka sepihak, wilayah ini diduduki oleh pasukan Angkatan Bersenjata Armenia.
Hal ini lah yang tak luput dari pantauan Putin. Putin memberikan pernyataan bahwa Rusia tak memiliki kewajiban untuk mendukung Armenia, lantaran perang tidak terjadi di wilayah Armenia sendiri. Sementara secara de jure, Nagorno-Karabakh masih masuk dalam teritorial Azerbaijan.
"Rusia tidak memiliki kewajiban untuk membela Armenia. Karena, konfliknya dengan Azerbaijan tidak terjadi di wilayah Armenia," ucap Putin dikutip VIVA Militer dari Daily Sabah.
Menurut laporan lain yang dikutip VIVA Militer dari Kantor Berita Rusia, TASS, pernyataan Putin ini keluar setelah melakukan komunikasi lewat sambungan telepon dengan Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev. Kedua pemimpin negara disebut membahas perkembangan terbaru konflik di wilayah tersebut. (LK)
Komentar