Selama Pandemi, Kelahiran Bayi Baru Diprediksi Meningkat

Daftar Isi


    Foto: Ilustrasi bayi. (Istockphoto / Simon Dannhauer)

    Lancang Kuning, JAKARTA -- Program Keluarga Berencana terancam gagal karena pandemi Covid-19 yang masih berlangsung. Pandemi membuat masyarakat kesulitan mengakses layanan keluarga berencana, alat kontrasepsi, serta fasilitas kesehatan.

    Baca Juga: Sejak KPK Dipimpin Firli Bahuri, Sudah 31 Pegawai Mengundurkan Diri

    Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) memperkirakan, pandemi Covid-19 memicu 500 ribu kelahiran tidak terencana karena akses yang sulit terhadap kontrasepsi dan pelayanan kesehatan. Angka ini juga didukung dengan angka fertilitas Indonesia yang tergolong tinggi yakni 2,4 dalam 10 tahun terakhir.

    Baca Juga: Presiden Jokowi Diminta Bangun Destinasi Wisata di Pulau Rupat Bengkalis

    "Dengan kondisi seperti ini mau tidak mau akan berdampak pada pelayanan KB. Dari studi UNFPA diperkirakan ada 7 juta kehamilan yang tidak direncanakan, termasuk di Indonesia. Berdasarkan perhitungan, ada 500 ribu kelahiran," ungkap Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Eni Gustin, dilansir dari CNN Indonesiacom

    Baca Juga: Ternyata, Jalan Tol Pekanbaru-Dumai Termurah di Indonesia

    Eni menjelaskan sejumlah alasan program KB terancam gagal dalam pemaparannya saat peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia pada 26 September.

    Pandemi, jelas Eni, membuat akses masyarakat terhadap alat kontrasepsi dan juga fasilitas kesehatan semakin terbatas. Virus corona membuat banyak keluarga takut datang ke fasilitas kesehatan yang umumnya dipenuhi pasien Covid-19. Prioritas kesehatan pun kini juga lebih tertuju pada Covid-19.

    Baca Juga: Pesan Jokowi di Tengah Pandemi: Tak Boleh Lupakan Zikir dan Taubat

    "Selama pandemi kita tahu beberapa fasilitas kesehatan dijadikan tempat pelayanan pandemi, sehingga tidak melayani pelayanan ibu dan anak, termasuk juga KB," tutur Eni.

    Di sisi lain, sejumlah fasilitas kesehatan juga tidak membuka layanannya. Penelitian Litbangkes menunjukkan, selama pandemi, 30 persen Puskesmas tidak aktif dan hanya 19,2 persen Posyandu saja yang aktif memberikan pelayanan.

    Situasi ini dinilai berdampak pada kehamilan yang tidak direncanakan yang dapat berisiko meningkatkan kematian ibu dan anak.

    Eni menyebut, BKKBN sudah melakukan sejumlah program untuk dapat meningkatkan kesadaran masyarakat  pentingnya merencanakan kehamilan dan menggunakan alat kontrasepsi di masa pandemi Covid-19. (LK)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Selama Pandemi, Kelahiran Bayi Baru Diprediksi Meningkat
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar