Tikus Dibawa Astronaut ke Luar Angkasa Tetap Berotot

Daftar Isi

    Lancang Kuning - Sejumlah tikus yang direkayasa secara genetik dilaporkan tetap berotot selama menjalani eksperimen kesehatan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Peneliti disebut berhasil memblokir jalur pensinyalan molekuler guna melindungi tikus dari kehilangan kepadatan otot dan tulang saat di lingkungan tanpa gravitasi.

    Hasil penelitian itu diharapkan para peneliti dapat digunakan untuk mengembangkan terapi yang dapat membantu astronaut mengurangi kehilangan otot dan massa tulang yang dialami selama penerbangan luar angkasa jangka panjang.

    Melansir CNN, peneliti menargetkan jalur pensinyalan molekuler dapat digunakan untuk membantu manusia yang mengalami pengeroposan otot dan tulang karena berbagai kondisi seperti distrofi otot, osteoporosis, dan penyakit yang menyebabkan pengecilan otot seperti kanker, penyakit jantung, sepsis, dan AIDS.

    Penelitian itu telah dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences. Astronot NASA Drew Morgan, Christina Koch dan Jessica Meir yang berpartisipasi dalam percobaan saat berada di stasiun luar angkasa dimasukkan sebagai penulis dan peneliti dalam penelitian tersebut.

    Baca Juga : Peneliti Tak Temukan Alien Usai Pindai 10 Juta Bintang


    Jackson Laboratory diketahui telah memanipulasi secara genetik pertumbuhan otot 40 tikus betina yang dikirim ke ISS. Hal itu dilakukan untuk lebih memahami bagaimana gravitasi nol mempengaruhi tubuh manusia.

    Tikus itu hanyalah salah satu dari banyak kelompok hewan pengerat yang telah terbang di stasiun luar angkasa selama bertahun-tahun atas nama penelitian.

    Eksperimen itu disebut Rodent Research-19 dan itu digunakan untuk mempelajari myostation dan aktivin yang merupakan jalur pensinyalan molekuler yang dapat mempengaruhi dan mengatur kepadatan tulang dan massa otot rangka.

    Pra peneliti percaya jalur itu bisa menjadi target untuk mencegah kehilangan otot dan tulang selama misi dan membantu upaya pemulihan begitu astronaut kembali ke Bumi.

    Saat berada di stasiun ISS, beberapa tikus dirawat dengan agen reseptor ACVR2B, yang sebenarnya memblokir jalur untuk melihat bagaimana hal itu berdampak pada kehilangan tulang dan otot mereka. Memblokir jalur itu juga telah diketahui menyebabkan pertumbuhan otot dan tulang.

    Baca Juga : Microsoft: Peretas Rusia dan China Serang Kampanye Pilpres AS


    Karena beberapa dari tikus itu direkayasa secara genetik untuk kekurangan myostatin, mereka memiliki massa otot dua kali lipat rata-rata sehingga dijuluki 'tikus perkasa'.

    Melansir Phsy, pemimpin penelitian Se-Jin Lee mengatakan 24 tikus biasa yang tidak direkayasa secara genetik mengalami kehilangan massa otot dan tulang yang cukup besar dalam kondisi tanpa gravitasi hingga 18 persen.

    Sedangkan 'tikus perkasa' yang direkayasa secara genetik yang diluncurkan dengan otot ganda dapat mempertahankan bentuknya. Otot tikus itu tampak sebanding dengan 'tikus perkasa' serupa yang ada di Pusat Antariksa Kennedy NASA.

    Peneliti menyampaikan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum menguji obat tersebut pada orang-orang untuk membangun otot dan tulang, tanpa efek samping yang serius.

    Sebelumnya, NASA dan SpaceX berhasil mendaratkan tikus di ISS pada Minggu (8/12). Sebanyak 40 tikus dikirim ke ISS bakal membantu para ilmuwan memahami bagaimana fungsi otot dan tulang saat manusia berada di luar angkasa.

    Sebanyak delapan dari 40 tikus yang diterbangkan ke luar angkasa itu telah menjalani modifikasi genetik.

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Tikus Dibawa Astronaut ke Luar Angkasa Tetap Berotot
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar