Pengusaha dalam Negeri Terus Ketar-ketir, Ini Salah Satu Sebabnya

Daftar Isi

    LANCANGKUNING.COM - Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) terus melorot. Kondisi ini bisa berdampak negatif terhadap kinerja perusahaan. Terutama sektor industri yang tergantung pada bahan baku impor.

    Prama Yudha Amdan, Executive Assistant President Director PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) mengatakan, produsen yang menggantungkan bahan baku dengan basis perhitungan harga internasional, akan merasakan dampak perubahan nilai tukar tersebut.

    "Tentu berpengaruh pada harga di hilir," katanya sebagaimana diberitakan kontan.co.id, Senin (26/3).

    Prama menghitung, sekitar 42% dari total belanja bahan baku dari perusahaannya berasal dari impor. Adapun produk-produk yang diimpor tersebut salah satunya adalah monoethylene glycol (MEG).

    Memang pada saat ini, penurunan nilai tukar belum terlalu memberi dampak yang berarti bagi Asia Pacific. Soalnya, perusahaan ini menggunakan skema jual-beli bahan baku dengan durasi panjang.

    Tapi, Asia Pacific mengharap agar kondisi ini tidak berlangsung lama. Selisih kurs yang terlalu besar dan berlangsung dalam waktu lama, tentu saja akan mempengaruhi bisnis bagi perusahaan.

    Tidak hanya sektor tekstil,  melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat juga berdampak besar bagi industri farmasi. Maklum sektor industri ini belum punya industri kimia dasar yang mampu menopang bahan baku obat-obatan di Indonesia. Walhasil industri farmasi  masih bergantung impor.
     
    Gabungan Pengusaha (GP) Farmasi menyebut, lebih dari 90% bahan baku berasal dari luar negeri. "Jadi kami juga akan mengalami pelemahan juga dalam hal itu karena sebagian besar bahan bakunya kan impor," kata Wakil Sekretaris Jenderal GP Farmasi Indonesia, Kendrariadi Suhanda.

    Saat ini industri farmasi memang belum merasakan dampak yang cukup besar dari pelemahan rupiah ini karena pabrikan menggunakan stok bahan baku yang sudah dicadangkan sebelumnya.

    Sekretaris Perusahaan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) Ganti Winarno mengatakan, untuk meminimalisir kerugian, salah satu yang dilakukan ialah penjadwalan pembelian bahan baku dengan pemasok. Termasuk harga dan jumlah bahan baku yang akan dibeli.

    "Tergantung kondisi bahan bakunya, artinya expired date dan kebutuhan produksi masing-masing produk bisa berbeda-beda," ungkap Ganti. (LK/kontan.co.id)

     

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Pengusaha dalam Negeri Terus Ketar-ketir, Ini Salah Satu Sebabnya
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar