Daftar Isi
Foto: Gerhana Matahari Cincin. (Viva)
Lancang Kuning – Hari ini, sejumlah wilayah di dunia termasuk beberapa daerah di Indonesia, akan mengalami Gerhana Matahari Cincin. Beberapa informasi menyebutkan, istilah fenomena hari ini sebagai Gerhana Matahari Cincin Api Solstis atau Solstice.
Baca Juga: Colokan Ventilator Dicabut untuk Nyalakan AC, Pasien Corona Meninggal
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Thomas Djamaluddin mengatakan, istilah tersebut karena kejadiannya saat matahari berada di titik paling utara. Terlepas dari nama tersebut, menurutnya fenomena Gerhana Matahari tetap sama dengan lainnya.
Baca juga: Tempat Wisata di Riau
"Nama itu hanya karena kejadiannya pada saatsolstice, matahari pada titik paling utara. Dari segi fenomenalnya, sama dengan gerhana matahari lainnya," kata Thomas kepada VIVA Tekno, Minggu, 21 Juni 2020.
Summer Solctice terjadi saat Bumi berada di kemiringan sekitar 23,4 derajat ke Matahari. Kejadian titik balik Matahari biasanya terjadi pada tanggal 20 atau 22 Juni, sedangkan tahun ini di tanggal 21.
Baca Juga: Alfedri Sebut, Orang Tua Lebih Memilih Pesantren untuk Pendidikan Anak
Titik balik ini terjadi, saat Kutub Utara Bumi menghadap langsung ke Matahari. Hal tersebut menyebabkan Bumi Utara mendapatkan siang hari lebih lama dibandingkan hari lainnya selama setahun, dikutip dari Live Science.
Menurut akun Instagram Lapan, fenomena Cincin Api Solstis ini terjadi cukup langka. Terakhir kalinya warga Bumi melihatnya pada 21 Juni 1648, dan akan terulang pada 19 tahun lagi atau 21 Juni 2039.
Sejumlah wilayah di dunia dilewati jalur Gerhana Matahari Cinci ini misalnya saja Kongo bagian Utara, Ethiopia Utara, Yaman, Oman, Pakistan bagian selatan, hingga Kepulauan Guam.
Sayangnya, Indonesia hanya kebagian Gerhana Matahari Sebagian atau GMS saja sore nanti. Ketertutupan maksimum sekutar 40 hingga 50 persen akan bisa dilihat oleh warga Pulau Miangas, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.
Lapan membagi wilayah Indonesia yang mendapatkan Gerhana Matahari sebagian dari segi ketertutupan mulai dari 10 hingga 50%. Walaupun ada beberapa daerah bisa melihat GMS, tapi ada wilayah yang tidak mengalaminya misalnya DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Bengku bagian Selatan, dan Lampung bagian Selatan. (LK)
Komentar